Powell Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Terapresiasi 0,58%

avatar
· Views 28
  • Rupiah menguat ke level Rp16.255 per dolar AS pada Senin pagi (25/8), naik 95 poin (0,58%) dari penutupan Jumat, seiring sinyal pemangkasan suku bunga The Fed.
  • Pidato Powell di Jackson Hole yang dinilai lebih "less hawkish" meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada FOMC September 2025, meski masih ada risiko inflasi akibat tarif Presiden Trump.
  • Prediksi analis: Rupiah hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.200-Rp16.300 per dolar AS, dengan pergerakan pasar minim data baru selain komentar Powell.

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpeluang menguat, setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengeluarkan isyarat pemangkasan suku bunga acuan pada FOMC September 2025.
Mengutip data Bloomberg pada Senin pagi (25/8) pukul 09.17 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.255 per dolar AS, menguat 95 poin atau 0,58% dibandingkan Jumat sore (22/8) dilevel Rp16.350 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan kurs rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah tajam menyusul pidato Powell di Jackson Hole yang relatif "less hawkish". "Di mana ia meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga oleh the Fed," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews.
Lukman melihat selain pidato Powell di Simposium Jackson Hole, belum ada data baru yang penting terkait ekonomi yang bisa signifikan mempengaruhi pergerakan kurs rupiah hari ini. Kurs rupiah hari ini diprediksi di kisaran Rp16.200 - Rp16.300 per dolar AS," ujar Lukman.
Simposium ekonomi tahunan Federal Reserve Bank of Kansas City di Jackson Hole, Wyoming segera berakhir.
Ketua The Fed Jerome Powell menggunakan pidatonya pada Jumat untuk mengisyaratkan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan memangkas suku bunga pada September, setelah mempertahankan suku bunga acuannya selama delapan bulan pertama tahun ini.
Powell menyoroti "pergeseran keseimbangan risiko" yang "mungkin memerlukan penyesuaian sikap kebijakan kami," merujuk pada data tenaga kerja yang secara mengejutkan lemah yang dirilis setelah pertemuan kebijakan terakhir The Fed.
Namun, ia juga menekankan risiko inflasi tinggi terus berlanjut akibat tarif Presiden Donald Trump, yang berpotensi memicu perdebatan saat para pejabat berkumpul di Washington pada 16-17 September mendatang mengenai laju pemotongan suku bunga yang tepat, dan apakah mereka harus memotongnya sama sekali, dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest