Aset Emerging Market Diproyeksi Lebih Unggul dari Aset Pasar Negara Maju

avatar
· Views 19
  • MSCI Emerging Markets Index diperkirakan naik 15% dalam 12 bulan, lebih tinggi dari 10% untuk indeks negara maju, didukung pelonggaran moneter The Fed, arus dana keluar dari AS, dan kebijakan fiskal yang lebih konservatif di EM.
  • Sejak April lalu, aliran masuk dana ke ETF EM lebih cepat dibandingkan ETF negara maju.
  • Aset EM dianggap lebih murah dengan inflasi yang lebih terkendali, membuat saham dan obligasi EM semakin menarik.

Ipotnews- Para pengelola global mengatakan bahwa imbal hasil aset  emerging market  diperkirakan akan melaju lebih cepat dibandingkan aset di pasar negara maju. Kedua kelas aset sebelumnya bergerak seiring sejak Presiden AS Donald Trump meluncurkan serangan tarif pada April lalu.
Menurut Fidelity International, T. Rowe Price, dan Ninety One Plc., prospek pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve, pergeseran investasi dari AS, serta kebijakan fiskal yang lebih konservatif di negara-negara EM akan mendorong kinerja yang lebih unggul. Inflasi yang lebih bersahabat juga memberi sinyal bahwa EM akan menguntungkan, ungkap mereka seperti dikutip Bloomberg, Senin (25/8).
Analis memperkirakan MSCI Emerging Markets Index akan naik sekitar 15% dalam 12 bulan ke depan, dibandingkan dengan sekitar 10% untuk indeks negara maju. Aliran dana ke EM juga tumbuh lebih cepat dibandingkan rekan sejenisnya, berdasarkan beberapa reksadana yang diperdagangkan di bursa (ETF) terbesar di dunia.
Aset Emerging Market Diproyeksi Lebih Unggul dari Aset Pasar Negara Maju
"Saham pasar berkembang kemungkinan akan  outperform  karena mereka mendapat dorongan dari pelonggaran kebijakan moneter domestik di sebagian besar pasar, yang meningkatkan kredit domestik dan konsumsi, serta pelemahan dolar AS," kata George Efstathopoulos, manajer dana di Fidelity Singapura.
"Penting juga untuk diingat bahwa The Fed, sebagai bank sentral paling berpengaruh, kemungkinan besar akan kembali melonggarkan kebijakan dalam beberapa kuartal mendatang," imbuhnya kepada Bloomberg.
Aliran dana juga terlihat mengarah ke EM sejak pengumuman Trump tentang "Liberartion Day" pada 2 April lalu. Sejak saat itu, investor telah mengalirkan sekitar USD 5,8 miliar ke iShares Core MSCI Emerging Markets ETF - ETF EM terbesar di dunia - yang mewakili sekitar 5,8% dari total aset reksadana tersebut. Sebagai perbandingan, USD 5,6 miliar masuk ke ETF Vanguard FTSE Developed Market, reksadana EM besar lainnya, meskipun hanya sekitar 3,3% dari total dana kelolaannya.
Aset EM mendapat dorongan tambahan pada Jumat lalu ketika Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal bahwa bank sentral AS kemungkinan akan memangkas suku bunga pada September. Setelah komentarnya di Jackson Hole, investor meningkatkan taruhan bahwa The Fed akan memotong suku bunga pada rapat 16-17 September.
MSCI Emerging Markets Index dan indeks MSCI negara maju masing-masing telah naik sekitar 15% sejak 2 April. Reli didorong oleh optimisme bahwa ancaman tarif Trump sebagian besar hanya upaya untuk memperoleh posisi tawar. Kinerja obligasi juga hampir setara, dengan indeks obligasi EM Bloomberg memberikan imbal hasil 4%, sementara indeks obligasi negara maju naik 3%.
Salah satu alasan utama mengapa aset EM kemungkinan mengungguli aset pasar negara maju adalah karena kebijakan fiskal yang lebih ortodoks - dan ramah pasar, kata Archie Hart, manajer inevstasi reksadana saham EM di Ninety One, London.
"Jika kita melihat pembuat kebijakan di EM, mereka konservatif, disiplin pada pasar, dan pragmatis, sehingga kita tidak melihat defisit fiskal besar yang tidak berkelanjutan seperti yang terjadi di negara maju," ujar Hart.
Menurut T. Rowe Price, valuasi aset EM dinilai lebih menarik dibanding aset negara maju..
"Kami memiliki posisi o verweight  pada saham EM dalam portofolio multi-aset kami," kata Thomas Poullaouec, manajer portofolio di Singapura. "Valuasinya masih lebih masuk akal dibandingkan dengan pasar negara maju, ditambah prospek pertumbuhan laba yang lebih tinggi."
Poullaouec mengatakan ia masih menyukai sejumlah mata uang EM, meskipun tetap bersikap selektif.
"Sebagian besar kenaikan nilai mata uang EM sudah terefleksikan, terutama mengingat posisi  short  dolar AS yang sudah sangat penuh," ujarnya. "Namun demikian, kami tetap positif pada mata uang Amerika Latin, khususnya real Brasil, yang didukung oleh imbal hasil ( carry ) yang tinggi dan sentimen fiskal yang membaik," imbuh Poullaouec.
Aset Emerging Market Diproyeksi Lebih Unggul dari Aset Pasar Negara Maju
Obligasi EM juga dipandang menarik karena inflasi yang relatif terkendali dan valuasi yang atraktif.
"Obligasi EM dalam mata uang lokal menjadi salah satu ide terbaik kami, dengan imbal hasil yang masih menarik dibandingkan obligasi negara maju. Momentum pelemahan dolar AS seharusnya terus mendukung aset non-AS," kata Rob Waldner, kepala strategi fixed income dan riset makro di Invesco.
Citi Inflation Surprise Index untuk EM rata-rata minus 19 pada tahun ini, turun dari puncaknya lebih dari 40 pada 2022. Indeks serupa untuk negara-negara Group-of-10 berada di minus 12 pada Juli. Angka negatif menunjukkan inflasi lebih rendah dari perkiraan.
"Faktor pendorong yang telah mengangkat obligasi EM dalam mata uang lokal pada tahun lalu tetap ada, seperti inflasi yang menurun dan defisit fiskal yang relatif terkendali," sebut Efstathopoulos dari Fidelity. "Sebaliknya, obligasi pasar negara maju masih harus menghadapi peningkatan utang dan defisit fiskal besar." (Bloomberg)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest