Harga CPO Dibuka Menguat, Tekanan dari Minyak Nabati Saingan Batasi Kenaikan

• Harga CPO Malaysia dibuka menguat setelah dua hari melemah, ditopang pelemahan ringgit meski tekanan datang dari penurunan harga minyak nabati saingan.
• Kontrak acuan November di Bursa Malaysia naik 0,4% menjadi 4.488 ringgit/ton, sementara ringgit melemah 0,28% terhadap dolar AS.
• Meski ada sentimen positif, analis teknikal memperkirakan harga CPO berpotensi turun ke kisaran 4.400-4.421 ringgit/ton.

Ipotnews - Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) Malaysia dibuka menguat pada Rabu (27/8), rebound setelah mengalami penurunan dua hari berturut-turut. Dukungan datang dari pelemahan ringgit, meski penurunan harga minyak nabati pesaing membatasi potensi kenaikan lebih lanjut.
Kontrak acuan CPO untuk pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 18 ringgit atau 0,4% menjadi 4.488 ringgit (US$1.067,30) per ton. Sebelumnya, kontrak ini sempat turun 1,3% dalam dua sesi terakhir.
Ringgit, yang menjadi mata uang perdagangan utama CPO, melemah 0,28% terhadap dolar AS, sehingga membuat komoditas ini lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing.
Sementara itu, kontrak soyoil paling aktif di Dalian turun 0,97%, kontrak minyak sawitnya terkoreksi 0,19%, dan harga soyoil di Chicago Board of Trade melemah 0,07%. Harga CPO cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati lain karena bersaing dalam pangsa pasar global.
Harga minyak mentah dunia relatif stabil setelah turun pada Selasa, dengan pasar menanti kebijakan tarif baru AS terhadap India, konsumen minyak mentah terbesar ketiga dunia, atas pembelian minyak dari Rusia. Harga minyak yang lebih tinggi biasanya menjadikan CPO lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Data Komisi Eropa menunjukkan impor kedelai Uni Eropa untuk musim 2025/26 (hingga 24 Agustus) mencapai 1,96 juta ton, turun 8% secara tahunan, sementara impor minyak sawit merosot 34% menjadi 352.275 ton.(Reuters)

Sumber : admin