- Brent dan WTI masing-masing naik 1,2% dan 1,4% setelah data menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS lebih besar dari perkiraan.
- Investor mencermati dampak tarif AS atas impor India serta meningkatnya serangan energi antara Rusia dan Ukraina, yang mendongkrak risiko gangguan pasokan.
- Permintaan bensin AS naik jelang libur Labor Day; Ekspektasi penurunan suku bunga the Fed bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Ipotnews - Harga minyak melesat, Rabu, didorong penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan serta kekhawatiran pasar atas dampak tarif baru yang diberlakukan Amerika terhadap India.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 83 sen atau 1,2% menjadi USD68,05 per barel, demikian laporan Reuters, di Houston, Rabu (27/8) atau Kamis (28/8) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menguat 90 sen atau 1,4% menjadi USD64,15 per barel. Sebelumnya, kedua kontrak tersebut anjlok lebih dari 2% pada sesi Selasa.
Badan Informasi Energi (EIA) Amerika melaporkan stok minyak mentah menyusut 2,4 juta barel menjadi 418,3 juta barel pekan lalu. Angka ini lebih besar dari perkiraan penurunan 1,9 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.
Stok bensin juga melorot sebesar 1,2 juta barel, meskipun lebih kecil dibandingkan ekspektasi penurunan 2,2 juta barel. Sementara itu, stok distilat (termasuk solar dan minyak pemanas) mengalami penurunan 1,8 juta barel, berbanding terbalik dengan perkiraan kenaikan 885.000 barel.
"Permintaan bensin terlihat menguat, menunjukkan masyarakat mulai bersiap untuk liburan akhir pekan Labor Day. Ini adalah puncak driving season musim panas, sekaligus puncak kegembiraan terakhir untuk pencampuran bensin musim panas," ujar Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Di sisi geopolitik, perhatian pasar juga tertuju pada keputusan Presiden AS Donald Trump yang menggandakan tarif atas impor dari India hingga 50%, sebagai respons atas pembelian minyak Rusia oleh India. Tarif tersebut mulai berlaku Rabu.
Meski belum ada gangguan pasokan, pelaku pasar menahan diri karena ketidakpastian apakah Amerika akan menyasar arus perdagangan minyak secara langsung, menurut analis UBS Giovanni Staunovo.
Dalam tinjauan ekonomi bulanan Juli yang dirilis Rabu, Kementerian Keuangan India menyatakan meski dampak langsung terhadap ekspor relatif terbatas, efek lanjutan terhadap perekonomian memunculkan tantangan yang perlu diantisipasi.
Sementara itu, ketegangan antara Rusia dan Ukraina juga meningkat dengan serangan saling balas yang menyasar infrastruktur energi.
Rusia melancarkan serangan drone besar-besaran ke infrastruktur gas dan energi di enam wilayah Ukraina, sementara Ukraina membalas dengan menyerang kilang dan fasilitas ekspor minyak Rusia.
Terkait pasokan, Rusia menaikkan rencana ekspor minyak dari pelabuhan baratnya sebesar 200.000 barel per hari untuk Agustus, menurut tiga sumber. Revisi tersebut dilakukan setelah serangan terhadap kilang minyak negara itu pekan lalu.
Dari sisi makroekonomi, Presiden Bank Federal Reserve New York, John Williams, menyatakan suku bunga kemungkinan akan turun di masa depan, namun bank sentral masih menunggu data terbaru sebelum mengambil keputusan dalam pertemuan kebijakan 16-17 September.
Pemotongan suku bunga dapat menurunkan biaya pinjaman konsumen, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan pada akhirnya meningkatkan permintaan minyak. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()