- Dolar melemah terhadap mayoritas mata uang utama karena meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga AS pada September, menyusul pernyataan dovish dari Presiden Fed New York, John Williams.
- Tekanan politik meningkat, setelah Presiden Trump berusaha memecat Gubernur Fed Lisa Cook dan menggantikannya dengan kandidat pro-pemangkasan suku bunga, memicu kekhawatiran akan intervensi politik dalam kebijakan moneter.
- Yield obligasi jangka pendek turun, mencerminkan prospek pemangkasan suku bunga lebih agresif, sementara pasar menunggu data inflasi PCE dan laporan tenaga kerja untuk mengonfirmasi arah kebijakan Fed.
Ipotnews - Dolar AS bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang utama, Kamis, seiring meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan depan.
Sentimen dovish menguat setelah Presiden Fed New York, John Williams, mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam wawancara dengan CNBC , Rabu. Williams menyebut bahwa setiap pertemuan kebijakan adalah "live" dan keputusan akan bergantung pada data ekonomi terbaru.
"Risiko kini lebih seimbang. Kita harus melihat bagaimana data berkembang," kata Williams, seperti dilansir Reuters, di Tokyo, Kamis (28/8).
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan kemungkinan 89% bahwa the Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 16-17 September, berdasarkan data LSEG . Total pemangkasan hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 55 basis poin.
Tekanan terhadap dolar juga datang dari langkah Presiden AS Donald Trump yang berupaya memperkuat pengaruhnya atas kebijakan moneter, termasuk upaya kontroversial untuk memberhentikan Gubernur Fed Lisa Cook, dan menggantikannya dengan sosok yang lebih sejalan secara politik.
Menurut analis DBS, jika Trump berhasil mengganti anggota dewan the Fed sebelum Maret, bisa terbuka peluang pemangkasan suku bunga yang lebih agresif, bahkan mencapai 50 basis poin dalam satu pertemuan. Namun, pemecatan Cook berpotensi memicu pertarungan hukum, karena dia mengajukan gugatan untuk mempertahankan jabatannya.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, stagnan di posisi 98,145 setelah mengalami pelemahan selama dua hari berturut-turut.
Versus euro, dolar melemah meski terjadi ketidakstabilan politik di Prancis setelah Perdana Menteri secara mengejutkan mengajukan mosi percaya yang diperkirakan menjatuhkan pemerintah minoritasnya bulan depan. Euro stabil di level USD1,1640.
Dolar juga turun terhadap franc Swiss sebesar 0,14% menjadi 0,8015, serta melemah 0,19% atas yen Jepang ke posisi 147,11.
Sementara itu, yen mendapat dukungan tambahan setelah Jepang membatalkan kunjungan negosiator perdagangannya ke Washington pada menit terakhir. Kunjungan tersebut semula dijadwalkan untuk merampungkan kesepakatan investasi senilai USD550 miliar sebagai bagian dari kesepakatan tarif bilateral.
Pemerintah Jepang menyebut pembatalan dilakukan karena masih ada sejumlah isu teknis yang perlu dibahas lebih lanjut.
Di pasar lainnya, dolar nyaris tak berubah terhadap yuan di level 7,1495, dan versus Aussie di USD0,6507 setelah menguat 0,4% dalam dua sesi sebelumnya.
Pasar kini menantikan dua data penting yang akan dirilis dalam waktu dekat: PCE Price Index pada Jumat - yang merupakan indikator inflasi favorit the Fed - serta laporan ketenagakerjaan bulanan yang akan dirilis pekan depan. Keduanya akan menjadi faktor penentu arah kebijakan moneter selanjutnya. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()