jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengatakan investasi di sektor manufaktur paling banyak menyerap tenaga kerja.
Karena itu, dia mendorong masyarakat untuk menyiapkan diri karena serapan tenaga kerja akan semakin tinggi.
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi publik Berani Bicara bertajuk 'Akankah Realisasi Investasi 2025 Capai Target?' di Rumah Relawan Gatotkaca, Jalan Patimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (27/8).
- Pertamina Kembangkan 110 Inovasi untuk Perkuat Ketahanan Energi & Pangan Lewat PFmuda
“Sektor apa yang paling menyerap tenaga kerja? Sektor industri manufaktur. Kenapa? Karena masih menggunakan kekuatan labor (padat karya). Kalau sektor lain, misalnya industrialisasi pengolahan, concern utamanya adalah strategi teknologi,” kata Wamen Todotua dalam keterangannya, Rabu (27/8).
Berdasarkan data Kementerian Investasi, subsektor manufaktur yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri alas kaki dan kulit, industri makanan dan minuman (Mamin), industri elektronik dan komponen, serta industri otomotif.
Kendati demikian, Wamen Todotua menjelaskan penyerapan tenaga kerja sebagai dampak positif dari investasi tetap harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Sebab, investasi memiliki dampak langsung maupun tidak langsung.
- Jadi Pembicara di PKKMB Universitas Trisakti, Wamen Todotua Sampaikan Pesan Penting Ini
Dia mencontohkan sektor industrialisasi smelter atau pengolahan nikel. Penyerapan tenaga kerjanya bisa jadi lebih rendah dibanding manufaktur, tetapi mampu menciptakan ekosistem ekonomi dengan nilai yang cukup besar
“Mungkin jumlah tenaga kerja yang diserap jauh lebih kecil daripada pabrik sepatu,” ujarnya.
Tải thất bại ()