IDXC hannel -Hargaminyakmenutup pekan dengan sedikit menguat meski melemah pada perdagangan Jumat (29/8/2025) menjelang libur panjang Hari Buruh di Amerika Serikat (AS).
Ekspektasi turunnya permintaan pascamusim panas dan peningkatan produksi OPEC + menekan premi geopolitik terkait perang Rusia-Ukraina serta kemungkinan sanksi AS yang lebih ketat.
Kontrak berjangka (futures) Brent untuk pengiriman Oktober, yang berakhir pada Jumat, ditutup di USD68,12 per barel, turun 0,73 persen. Kontrak yang lebih aktif untuk November berakhir melemah 0,78 persen di USD67,45 per barel.
Sementara,Minyak mentahWest Texas Intermediate (WTI) ditutup di USD64,01 per barel, merosot 0,91 persen.
Kendari terkoreksi pada Jumat, minyak WTI masih mencatat kenaikan mingguan 0,5 persen. Serupa,harga minyakBrent naik 0,6 persen lebih tinggi dibanding sepekan sebelumnya.
Analis PVM Oil Associates, Tamas Varga, mengatakan, dikutip Reuters , pasar mulai mengalihkan perhatian ke pertemuan OPEC + pekan depan.
Produksi minyak dari OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, meningkat seiring percepatan kenaikan produksi untuk merebut kembali pangsa pasar. Hal ini meningkatkan prospek pasokan dan menekan harga minyak global.
"Intinya, kita akan melihat lonjakan pasokan di tengah pasar dengan permintaan yang lesu," ujar Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.
Musim mengemudi musim panas di AS berakhir pada libur Hari Buruh, Senin mendatang. Ini menandai berakhirnya periode permintaan bahan bakar tertinggi di negara tersebut.
"Pasar mulai mempertanyakan dampak tarif terhadap prospek ekonomi tahun depan," imbuh Lipow, merujuk pada tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump terhadap banyak mitra dagang AS.
Namun, menurut Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, peningkatan pasokan minyak mentah dari OPEC belum sepenuhnya masuk ke pasar AS, sehingga ada kemungkinan keseimbangan pasokan dan permintaan akan lebih ketat.
"Pesimisme terhadap permintaan tidak saya lihat. Pasokan dari OPEC memang diperkirakan naik, tetapi belum terlihat di AS. Saya kira kondisinya akan tetap ketat," ujarnya.
Flynn menambahkan, harga minyak sempat naik awal pekan ini akibat serangan Ukraina ke terminal ekspor minyak Rusia, tetapi laporan pembicaraan gencatan senjata antara sekutu Eropa Ukraina menekan harga.
Data persediaan minyak mentah AS untuk pekan yang berakhir 22 Agustus menunjukkan penarikan lebih besar dari perkiraan, menandakan permintaan akhir musim panas masih solid, terutama di sektor industri dan logistik, demikian kata Analis SEB Bank, Ole Hvalbye.
Investor juga menunggu respons India terhadap tekanan AS untuk menghentikan pembelian minyak Rusia, setelah Trump menggandakan tarif impor dari India hingga 50 persen pada Rabu lalu. Sejauh ini, India menolak tekanan AS, dan ekspor minyak Rusia ke India diperkirakan meningkat pada September.
"Pandangan umum adalah sanksi terhadap Rusia tidak akan diberlakukan, dan India akan mengabaikan ancaman sanksi AS serta terus membeli minyak mentah Rusia dengan harga diskon besar," kata Varga.
Sumber : idxchannel.com
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()