- Kontrak minyak sawit Malaysia melonjak 1,46% menjadi 4.444 ringgit didorong aksi beli murah dan data ekspor yang kuat pada Agustus.
- Kenaikan juga didorong penguatan harga minyak mentah dan soyoil, serta pelemahan ringgit yang membuat CPO lebih murah bagi pembeli asing.
- Ekspor sawit Malaysia naik 10,2% menurut Intertek, sementara ekspor Indonesia melesat 10,95% secara tahunan dari Januari-Juli.
Ipotnews - Minyak sawit mentah (CPO) berjangka menguat, Selasa, setelah melemah dalam dua sesi sebelumnya, dipicu bargain hunting serta data ekspor Malaysia yang menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang Agustus.
Harga minyak sawit acuan untuk kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange melonjak 64 ringgit atau 1,46% menjadi 4.444 ringgit per ton metrik (USD1.056,84) saat jeda tengah hari, demikian laporan Reuters, di Kuala Lumpur, Selasa (2/9).
Sebelumnya, harga kontrak ini anjlok 2,41% dalam dua sesi perdagangan terakhir. Bursa Malaysia ditutup pada Senin karena hari libur nasional.
David Ng, trader Iceberg X Sdn Bhd yang berbasis di Kuala Lumpur, mengatakan kenaikan harga CPO saat ini didorong aksi beli pasca tekanan jual minggu lalu, serta sentimen positif dari data ekspor yang kuat.
Lembaga survei kargo Intertek Testing Services mencatat ekspor minyak sawit Malaysia sepanjang Agustus melambung 10,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, lembaga survei lain, AmSpec Agri Malaysia, dijadwalkan merilis data ekspor hari ini.
Kenaikan CPO juga sejalan dengan pergerakan harga minyak nabati lain di pasar global. Kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di Dalian naik 0,14%, sedangkan kontrak minyak sawitnya menguat 0,99%. Di Chicago Board of Trade, harga soyoil bertambah 0,08%.
Minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati (vegetable oil) lain karena bersaing dalam pangsa pasar global.
Selain itu, harga minyak mentah dunia juga mengalami kenaikan akibat kekhawatiran terhadap gangguan pasokan, menyusul eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina.
Kenaikan harga minyak mentah membuat CPO menjadi alternatif yang lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Di sisi lain, nilai tukar ringgit Malaysia melemah 0,19% terhadap dolar AS, menjadikan harga CPO relatif lebih murah bagi pembeli yang bertransaksi dengan mata uang lain.
Sementara itu, dari Indonesia, data terbaru menunjukkan ekspor minyak sawit mentah dan olahan periode Januari-Juli mencapai 13,64 juta ton, melejit 10,95% (year-on-year).
Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao memperkirakan harga CPO berpeluang menanjak hingga 4.509 ringgit per ton dalam jangka pendek, setelah menyelesaikan wave C dari level 4.568 ringgit. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()