- Harga emas melonjak 1,5% ke USD3.529, tertinggi sepanjang sejarah, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed dan ketidakpastian geopolitik serta ekonomi.
- Kenaikan ditopang pembelian bank sentral, pelemahan dolar AS, permintaan safe-haven, serta aliran masuk ETF emas terbesar sejak Agustus 2022.
- Pasar menilai 92% peluang pemangkasan 25 bps pada pertemuan the Fed 17 September; data tenaga kerja AS Jumat ini jadi penentu arah lanjutan harga emas.
Ipotnews - Emas melonjak lebih dari 1%, Selasa, dan menembus rekor baru di atas USD3.500 per ons, didorong meningkatnya keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve bulan ini serta tingginya risiko politik dan ekonomi global.
Harga emas spot melesat 1,5% menjadi USD3.529,01 per ons pada pukul 01.00 WIB, setelah sempat menyentuh USD3.529,93. Sejak awal tahun, harga emas meroket 34,5%.
Sementara, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup melambung 2,2% menjadi USD3.592,20 per ons.
"Pasar emas memasuki periode musiman yang kuat, ditambah ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam pertemuan September the Fed. Kami melihat peluang rekor baru terus terbuka," kata Suki Cooper, analis logam mulia Standard Chartered Bank.
Menurut FedWatch Tool CME Group, pasar memperkirakan peluang 92% the Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September. Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung lebih menarik bagi investor.
Kenaikan logam kuning tahun ini ditopang pembelian berkelanjutan oleh bank sentral, diversifikasi dari dolar AS, permintaan aset aman (safe haven) di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan, serta pelemahan dolar.
Ketidakpastian kebijakan di bawah Presiden AS Donald Trump juga ikut memperkuat daya tarik emas, seiring perselisihan terbuka dengan the Fed, termasuk kritik terhadap Chairman Jerome Powell dan upaya melemahkan posisi Gubernur Lisa Cook.
"Situasi ini memperlihatkan tekanan politik terhadap the Fed, yang justru membuat emas semakin menarik," tulis Commerzbank dalam catatannya.
Fokus pasar kini tertuju pada rilis data tenaga kerja non-pertanian (NFP) Amerika, Jumat. Data yang lemah dapat memicu spekulasi pemangkasan suku bunga hingga 50 basis poin, meski sejumlah analis menilai skenario itu kecil kemungkinannya.
"Saya rasa ini tidak akan terjadi, meski kita mendapatkan data NFP yang buruk, tetapi pelaku pasar sepertinya mulai memperhitungkan kemungkinan tersebut, dan itu dapat memicu reli emas," tutur Zain Vawda, analis MarketPulse.
Dari sisi investasi, arus masuk ETF turut menopang reli harga. SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar dunia, melaporkan kepemilikan melejit 1,01% menjadi 977,68 ton pada Jumat, tertinggi sejak Agustus 2022.
"Pembelian bank sentral masih mampu menopang harga emas, tetapi arus masuk ETF akan menjadi kunci untuk mendorong harga lebih tinggi ke target bullish akhir tahun di USD3.675," ujar Natasha Kaneva, Kepala Strategi Komoditas Global J.P. Morgan, yang memperkirakan harga emas bisa menembus USD4.250 pada 2026.
Logam mulia lainnya, harga perak naik 0,4% menjadi USD40,84 per ons, tertinggi sejak September 2011. Platinum turun 0,2% ke posisi USD1.397,16, sementara paladium stabil di USD1.137,33. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()