- Harga minyak melemah tipis namun tetap dekat level tertinggi satu bulan, ditopang sanksi baru AS terhadap jaringan penyelundupan barel Iran, yang memicu kekhawatiran potensi pengetatan pasokan global.
- Pasar menantikan hasil pertemuan OPEC + pada 7 September, dengan ekspektasi tidak ada perubahan kebijakan produksi, meski risiko geopolitik dan potensi oversupply tetap membayangi.
- Penurunan stok minyak mentah AS sekitar 3,4 juta barel turut mendukung harga, namun data ekonomi AS yang lemah menekan prospek permintaan minyak.
Ipotnews - Harga minyak mentah melemah di pasar, Rabu, namun tetap bertahan mendekati level tertinggi dalam satu bulan terakhir, didukung sanksi baru dari Amerika terhadap jaringan perusahaan pelayaran yang dituduh menyelundupkan barel Iran.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 23 sen atau 0,33% menjadi USD68,91 per barel, pada pukul 13.50 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Rabu (3/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 20 sen atau 0,30% menjadi USD65,39 per barel.
Kedua benchmark minyak tersebut sebelumnya ditutup melonjak lebih dari 1% pada perdagangan Selasa, menyusul langkah Washington menjatuhkan sanksi terhadap jaringan perusahaan dan kapal yang dipimpin pengusaha Irak-Kittitian, karena diduga menyelundupkan minyak Iran yang disamarkan sebagai produksi Irak.
"Minyak berjangka masih mendapat dukungan dari sanksi baru ini, yang menunjukkan potensi pengetatan pasokan ke depan," ujar Priyanka Sachdeva, analis Phillip Nova.
Dia menambahkan bahwa volatilitas struktural tetap tinggi karena kombinasi sanksi terhadap Iran dan ketegangan geopolitik lainnya yang membentuk risk premium pasar dan menjaga harga tetap tinggi dalam jangka pendek.
Pasar kini menantikan hasil pertemuan delapan anggota OPEC dan sekutunya ( OPEC +) yang dijadwalkan pada 7 September. Sejumlah analis memperkirakan tidak akan ada perubahan kebijakan produksi dalam waktu dekat.
"Risiko geopolitik terus memengaruhi tren harga minyak. Fokus pasar tertuju pada pertemuan OPEC mendatang, dengan kekhawatiran bahwa kenaikan produksi lebih lanjut bisa menciptakan kelebihan pasokan," kata Emril Jamil, analis LSEG .
Selain faktor geopolitik, penurunan stok minyak Amerika juga memberikan dukungan terhadap harga. Berdasarkan survei awal Reuters, persediaan minyak mentah AS diperkirakan menyusut sekitar 3,4 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 29 Agustus. Stok distilat dan bensin juga diprediksi mengalami penurunan.
Namun, pelemahan harga tetap terjadi seiring munculnya data ekonomi yang suram dari Amerika Serikat. Aktivitas manufaktur tercatat mengalami kontraksi selama enam bulan berturut-turut. Kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Donald Trump disebut menekan kepercayaan bisnis dan aktivitas ekonomi, sehingga membebani prospek permintaan minyak global. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()