JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) ditutup melorot pada Rabu (3/9/2025). Pelemahan itu karena tertekan ekspektasi peningkatan produksi dan kenaikan level stok.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Rabu (3/9/2025), kontrak berjangka CPO untuk September 2025 turun 21 Ringgit Malaysia menjadi 4.362 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Oktober 2025 terkoreksi 34 Ringgit Malaysia menjadi 4.404 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO November 2025 jatuh 34 Ringgit Malaysia ke 4.442 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Desember 2025 melemah 27 Ringgit Malaysia ke 4.472 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Januari 2026 terpangkas 24 Ringgit Malaysia menjadi 4.485 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Februari 2026 melorot 20 Ringgit Malaysia ke 4.477 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Bernama, harga CPO melemah karena tertekan ekspektasi peningkatan produksi dan kenaikan level stok. Tidak hanya itu, turunnya harga minyak kedelai juga menambah tekanan terhadap sentimen pasar.
"Kami melihat harga CPO bergerak pada kisaran support 4.350 Ringgit Malaysia dan resistance 4.520 Ringgit Malaysia," ujarnya.
Sementara itu, Reuters melaporkan persediaan minyak sawit Malaysia diperkirakan kembali meningkat pada Agustus 2025, menandai kenaikan enam bulan berturut-turut. Kenaikan ini terjadi karena produksi terus melampaui ekspor meski permintaan mulai pulih, menurut survei Reuters.
Stok CPO
Stok CPO diprediksi mencapai 2,2 juta metrik ton, naik 4,06% dari Juli dan menjadi level tertinggi sejak Desember 2023. Estimasi ini merupakan median dari sembilan pedagang, pekebun, dan analis yang disurvei.
Produksi CPO Malaysia diperkirakan meningkat untuk bulan kedua berturut-turut, yakni 1,86 juta metrik ton atau naik 2,5% dari Juli. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus tahun lalu.
"Peningkatan produksi kali ini hanya sedikit, berbeda dengan tren sebelumnya yang biasanya tumbuh dua digit pada periode ini. Faktor utama adalah pohon sawit yang menua dan minimnya replanting," ujar Direktur Pelindung Bestari, sebuah broker berbasis di Selangor, Paramalingam Supramaniam.
Sementara itu, ekspor produk sawit diperkirakan naik 10,7% menjadi 1,45 juta metrik ton, level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. "Permintaan juga mulai menguat, sehingga harga minyak sawit tetap tangguh," tambah Paramalingam.
Harga CPO saat ini diperdagangkan dengan diskon terhadap minyak kedelai (soyoil), setelah sebelumnya sempat berada di atasnya. Diskon harga ini mendorong pembeli India meningkatkan impor sawit menjelang musim festival, kata seorang trader berbasis di Mumbai.
Data resmi dari Malaysian Palm Oil Board ( MPOB ) dijadwalkan rilis pada 10 September 2025.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()