- Rupiah melemah tipis ke level Rp16.424 per dolar AS pada Kamis (4/9), terkoreksi 9 poin atau 0,05% dibanding penutupan sebelumnya.
- Fitch Ratings peringatkan kerusuhan sosial-politik berisiko menekan pertumbuhan ekonomi, memperlebar defisit APBN , serta menurunkan investasi asing langsung; defisit neraca berjalan diproyeksikan melebar ke 1,3% PDB tahun ini.
- Sentimen eksternal terbagi, pasar optimistis The Fed memangkas suku bunga September, namun ketidakpastian tarif Trump dan isu independensi bank sentral AS membuat rupiah tetap tertekan.
Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini, setelah lembaga pemeringkat Fitch Ratings memperingatkan kerusuhan yang masih terjadi di beberapa titik berisiko menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (4/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.424 per dolar AS, terkoreksi 9 poin, atau 0,05% dibandingkan penutupan Rabu sore (3/9) di level Rp16.415 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai tekanan rupiah hari ini lebih dipengaruhi faktor domestik ketimbang eksternal. "Peringatan Fitch soal kerusuhan sosial politik berpotensi melemahkan prospek pertumbuhan ekonomi dan membebani sektor keuangan. Hal ini menambah kekhawatiran investor sehingga rupiah cenderung defensif," kata Ibrahim, dalam siaran pers sore ini.
Fitch menilai, aksi unjuk rasa yang disertai kekerasan dapat berdampak negatif terhadap profil kredit Indonesia, terutama jika berimbas pada penurunan investasi asing langsung (FDI) dan pelebaran defisit APBN . Fitch juga memperkirakan defisit neraca berjalan Indonesia akan melebar ke 1,3% dari PDB tahun ini dan 1,7% pada 2026.
Di sisi lain, faktor eksternal sempat memberikan dukungan bagi rupiah. Pasar menilai peluang Federal Reserve memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 17-18 September mencapai hampir 97%, setelah data lowongan kerja AS bulan Juli turun lebih rendah dari perkiraan.
Namun ketidakpastian kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan isu independensi The Fed membuat sentimen pasar masih rapuh. "Meski peluang pemangkasan suku bunga The Fed tinggi, investor global tetap berhati-hati. Kombinasi faktor eksternal dan kerentanan domestik membuat rupiah masih sulit keluar dari tekanan," pungkas Ibrahim.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()