Kurs Rupiah Menguat Tajam Terdorong Data Ketenagakerjaan AS yang Melemah

avatar
· Views 14
  • Rupiah menguat 123 poin (0,75%) ke Rp16.309 per dolar AS pada Senin (8/9), didorong laporan ketenagakerjaan AS yang melemah dan meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan September.
  • Sentimen eksternal dipengaruhi data pengangguran AS, pelemahan ekspor-impor Tiongkok, serta ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang kembali meningkat.
  • Cadangan devisa BI turun ke USD150,7 miliar per Agustus, namun masih memadai (setara 6,3 bulan impor) untuk menopang stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global.

Ipotnews - Kurs rupiah menguat tajam terhadap dolar di awal pekan, setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja disertai kenaikan tingkat pengangguran.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (8/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.309 per dolar AS, menguat 123 poin, atau 0,75% dibandingkan penutupan Jumat sore (5/9) di level Rp16.432 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan rupiah didorong oleh kombinasi sentimen eksternal dan faktor domestik.
Dari eksternal, laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja disertai kenaikan tingkat pengangguran ke 4,3%.
Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September mendatang. "Peluang pemangkasan 50 bps masih kecil, sehingga pasar menunggu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis," kata Ibrahim dalam siaran pers sore ini.
Selain itu, dinamika geopolitik kembali mencuat setelah Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran ke Kyiv, Ukraina, akhir pekan lalu. Presiden AS Donald Trump menyebut para pemimpin Eropa dijadwalkan bertemu di Washington awal pekan ini untuk membahas solusi konflik.
Dari sisi perdagangan global, ekspor Tiongkok melambat tajam dan impor juga melemah, mencerminkan pelemahan permintaan eksternal dan domestik.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Agustus 2025 mencapai USD150,7 miliar, turun dari posisi Juli sebesar USD152,0 miliar. Penurunan ini dipicu pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi BI di pasar valas.
Meski turun, posisi cadangan devisa tersebut setara 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional tiga bulan impor. BI menilai level cadangan devisa itu tetap memadai untuk menjaga stabilitas eksternal.
"Cadangan devisa yang cukup kuat memberi ruang bagi stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global," terang BI dalam keterangannya.
"Ke depan, pergerakan rupiah diperkirakan masih bergantung pada rilis data inflasi AS dan respons The Fed dalam FOMC 16-17 September," ungkap Ibrahim.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest