Pasardana.id – Gelombang unjuk rasa yang terjadi beberapa pekan terakhir berujung klimaks.
Pada Senin (08/9) sore, Presiden Prabowo secara resmi melakukan reshuffle dengan melantik enam sosok baru dalam Kabinet Merah Putih.
Sri Mulyani Indrawati dicopot dari posisi Menteri Keuangan, digantikan oleh ekonom Purbaya Yudhi Sadewa.
Yudhi, sapaan akrabnya, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), kini resmi menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.
Langkah ini menjadi sorotan tajam, mengingat reputasi internasional Sri Mulyani yang diakui luas.
Selain itu, reshuffle juga menyasar sektor politik keamanan dan olahraga, dan membentuk Kementerian Haji dan Umrah—jabatan baru yang menjadi sorotan publik.
Reaksi pasar pun langsung terasa.
Indeks saham utama Indonesia merosot 1,3%, sementara nilai tukar Rupiah melonjak 0,7% — lonjakan intraday terbesar dalam dua bulan terakhir.
Para analis menyoroti potensi perubahan arah kebijakan fiskal, terutama soal kompromi disiplin anggaran dan tekanan terhadap Bank Indonesia
Jason Tuvey, Wakil Kepala Ekonomi Pasar Berkembang, Capital Economic, London menyampaikan, pemberhentian Menteri Keuangan Indonesia yang sangat dihormati, Sri Mulyani, dari jabatannya akan menimbulkan kekhawatiran bahwa, menyusul protes baru-baru ini di negara ini, Presiden Prabowo Subianto akan berupaya melonggarkan aturan fiskal dan berpotensi memberikan tekanan yang lebih besar kepada bank sentral untuk mendukung tujuan ekonomi pemerintah.
"Pada tahap ini, pandangannya (Purbaya Yudhi Sadewa) tentang kebijakan ekonomi belum jelas, tetapi risiko utamanya adalah ia terbukti lebih patuh pada keinginan presiden. Hal ini dapat menyebabkan upaya untuk menyingkirkan, atau setidaknya mencari cara untuk mengakali, aturan fiskal yang ada. Bahkan mungkin ada tekanan pada bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter secara lebih agresif dan lebih proaktif mendukung program-program pemerintah," terangnya, seperti dilansir Reuters.
Adapun analis Saktiandi Supaat, Kepala Regional Riset dan Strategi FX, Pasar Global, Maybank, Singapura menyebutkan, "Rupiah bereaksi cukup tajam... Saya rasa reaksi ini tidak mengejutkan, karena memang tidak terduga. Saya pikir pasti akan ada kekhawatiran tentang bagaimana situasi fiskal ke depannya terkait perkembangan kebijakan fiskal Indonesia, tetapi saya pikir pasar mungkin akan menunggu pernyataan dan komentar Kementerian Keuangan tentang, di bawah kepemimpinan baru, rencana mereka. Namun, saya pikir untuk sementara, akan ada beberapa upaya dari BI untuk memastikan mata uang tetap stabil... dalam hal mengurangi volatilitas tajam yang tidak terduga yang dapat memengaruhi kondisi bisnis." --- bunyi laporan Reuters.
Menyikapi peristiwa ini, Kami di Redaksi Pasardana.id menilai, Reshuffle yang dilakukan Presiden Prabowo pada 8 September 2025 bukan sekadar mutasi birokratis—ini adalah momen penuh drama politik dan ekonomi.
Dengan menggantikan Sri Mulyani dan membentuk kementerian baru, Prabowo bertindak cepat di tengah krisis kepercayaan publik dan tekanan pasar.
Reformasi kabinet ini diharapkan menjadi sinyal serius bahwa pemerintah bersikap tegas dalam menghadapi kritik, sekaligus berupaya memperbaiki stabilitas dan pelayanan negara.
Tải thất bại ()