Pasardana.id - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso mengungkap bahwa kementeriannya telah melakukan pemetaan terhadap desa-desa di seluruh Indonesia yang telah siap ekspor.
Saat meresmikan peluncuran program Desa Bisa Ekspor di Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS), di Kabupaten Jembarana, pada Selasa (9/9), Mendag menyebut sedikitnya ada 700 desa yang sudah siap ekspor.
“Ada sekitar 700 desa yang sudah siap ekspor. Bagi yang sudah siap, kami akan fasilitasi dengan pembeli internasional melalui perwakilan dagang di 33 negara. Sementara desa yang belum siap, akan kami bantu dengan pelatihan, pendampingan desain, dan standarisasi produk," kata Mendag Santoso.
Dia bilang, program Desa Bisa Ekspor ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, Lembaga World Export Institute (LWEI), serta sektor swasta seperti Astra. Tujuannya adalah memperluas akses ekspor bagi produk-produk unggulan desa.
Saat ini, Mendag menyebut, ekspor Indonesia tahun ini menunjukkan pertumbuhan signifikan. Target ekspor sebesar 7,1 persen dan hingga Juli 2025 telah tercapai pertumbuhan sebesar 8,03 persen melampaui capaian tahun sebelumnya yang hanya 2,29 persen.
Kata Mendag, Koperasi Kakao KSS Jembrana menjadi percontohan karena telah menunjukkan kesiapan dalam hal produksi dan pengelolaan komoditas kakao. Menteri menyatakan pentingnya proses hilirisasi agar produk desa memiliki nilai tambah lebih tinggi.
"Pasar global itu luas dan beragam. Ada segmen untuk bahan mentah, setengah jadi, maupun produk jadi. Kita akan bantu koperasi-koperasi seperti KSS agar mampu masuk ke pasar produk jadi, meskipun secara bertahap," ujarnya.
Sementara itu, turut hadir dalam peresmian itu, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi berbagai pihak dalam membangun desa agar lebih maju dan mandiri.
"Kalau desa maju, Indonesia pasti maju. Kita punya potensi besar dari hasil pertanian, budaya, hingga inovasi kreatif. Pemerintah pusat akan terus mendukung, termasuk pembiayaan jika diperlukan," ucap dia.
Dirinya juga mengingatkan tentang pesan Presiden RI agar semua program dijalankan dengan prinsip 3T, Terbaik, Terbanyak, dan Tercepat.
"Kita tidak boleh santai. Produk-produk desa harus terbaik kualitasnya, dalam jumlah yang banyak, dan cepat masuk ke pasar. Ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekonomi desa, dan pada akhirnya menyejahterakan masyarakat," ujar Riza.
Sedangkan dalam perihal pendampingan kepada masyarakat desa agar dapat mampun bersaing di level nasional maupun internasional, Bupati I Made Kembang Hartawan bersama Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna menyatakan kesiapannya untuk melakukan pendampingan ini.
I Made mengatakan program Desa Bisa Ekspor menjadi salah satu langkah strategis untuk mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal.
“Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta, harapannya Jembrana dapat menjadi salah satu pionir desa ekspor yang berdaya saing tinggi di pasar global,” tukasnya.
Tải thất bại ()