- Harga minyak sawit (CPO) Malaysia naik 0,5% ke 4.435 ringgit per ton setelah dua hari turun, didorong kekhawatiran pasokan dan penguatan harga minyak kedelai di Chicago.
- Stok CPO Malaysia capai level tertinggi dalam 20 bulan per Agustus, namun produksi Juli-Agustus turun 1,87% YoY; ekspor 1-10 September juga melemah hingga 8,4%.
- Permintaan lemah jadi hambatan utama bagi kenaikan harga, meski harga CPO masih dipengaruhi pergerakan minyak nabati global seperti minyak kedelai.
Ipotnews - Minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia membalikkan kerugian, Kamis, didorong kekhawatiran pasokan dan penguatan minyak kedelai Chicago, tetapi permintaan yang lemah membatasi kenaikan.
Harga minyak sawit berjangka acuan untuk kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 22 ringgit, atau 0,5%, menjadi 4.435 ringgit per metrik ton saat jeda tengah hari, setelah merosot selama dua sesi berturut-turut, demikian laporan Reuters, di Jakarta, Kamis (11/9).
"Kenaikan produksi pada kuartal ketiga yang sangat diantisipasi ternyata tidak terjadi," kata Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, perusahaan pialang yang berbasis di Selangor.
Stok minyak sawit Malaysia melonjak ke level tertinggi dalam 20 bulan pada akhir Agustus, karena peningkatan produksi dan sedikit penurunan ekspor, menurut data dari Malaysian Palm Oil Board. Namun, output minyak sawit pada Juli dan Agustus tercatat 1,87% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-10 September melorot antara 1,2% hingga 8,4% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya, menurut perusahaan survei kargo Intertek Testing Services dan perusahaan inspeksi AmSpec Agri Malaysia, Rabu.
"Pasar masih mencari permintaan, dan itu adalah hambatan terbesar saat ini," kata Supramaniam.
Kontrak minyak kedelai (soyoil) yang paling aktif di Dalian turun 0,19%, sementara kontrak minyak sawitnya menyusut 0,49%. Harga soyoil di Chicago Board of Trade ( CBOT ) naik 0,38%.
Harga CPO mengikuti pergerakan minyak nabati pesaing karena berkompetisi memperebutkan pangsa pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Minyak sawit kemungkinan akan menguji kembali level support di 4.381 ringgit per metrik ton. Jika tembus ke bawah, harga bisa melanjutkan penurunan menuju 4.343 ringgit. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()