- Harga CPO Malaysia turun 0,29% menjelang libur panjang, dipicu aksi ambil untung, data stok tinggi dari MPOB , serta pelemahan ekspor dan pasar Dalian.
- Stok CPO Malaysia naik ke level tertinggi dalam 20 bulan pada akhir Agustus, akibat peningkatan produksi dan penurunan ekspor.
- Harga minyak mentah melemah dan ringgit menguat, membuat CPO kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel serta lebih mahal bagi pembeli asing.
Ipotnews - Minyak sawit mentah (CPO) berjangka Malaysia berbalik melemah, Jumat, menghapus kenaikan sebelumnya, seiring aksi ambil untung menjelang long weekend dan kekhawatiran terhadap tingginya stok yang menekan sentimen pasar.
Harga minyak sawit acuan untuk kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 13 ringgit atau 0,29% menjadi 4.441 ringgit per ton (USD1.055,37) saat jeda tengah hari, setelah melesat setingginya 0,75% di awal sesi, demikian laporan Reuters, di Jakarta, Jumat (12/9).
Secara mingguan, harga kontrak ini tercatat melemah 0,16%. Pasar CPO Malaysia akan ditutup pada 15-16 September karena libur nasional.
"Harga saat ini merupakan aksi realisasi keuntungan setelah reli sebelumnya, dipicu pelemahan harga di Dalian, data yang suram dari Malaysian Palm Oil Board ( MPOB ), penurunan ekspor, dan libur panjang yang akan datang,"* ujar seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur.
Data MPOB yang dirilis awal pekan ini menunjukkan stok CPO Malaysia pada akhir Agustus melonjak ke level tertinggi dalam 20 bulan. Peningkatan ini disebabkan naiknya produksi dan penurunan ekspor secara moderat.
Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai (soyoil) dan minyak sawit yang paling aktif juga memangkas lonjakan sebelumnya dan masing-masing naik 0,6% dan 0,69%. Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ( CBOT ) turun 0,31%.
Harga CPO global cenderung mengikuti pergerakan minyak pesaing lainnya karena berkompetisi memperebutkan pangsa pasar minyak nabati (vegetable oil) dunia.
Di sisi lain, harga kedelai, jagung, dan gandum di Chicago diperkirakan mencatat kenaikan mingguan menjelang rilis laporan pasokan dan permintaan Departemen Pertanian Amerika Serikat ( USDA ) yang menjadi acuan pasar.
Sementara itu, harga minyak mentah dunia melemah, Jumat, di tengah kekhawatiran atas potensi penurunan permintaan dari Amerika dan kondisi kelebihan pasokan global. Pelemahan harga minyak mentah membuat CPO menjadi pilihan yang kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Ringgit Malaysia, mata uang perdagangan CPO, menguat 0,26% terhadap dolar AS, yang membuat komoditas ini menjadi lebih mahal bagi pembeli asing.
Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao memproyeksikan harga CPO berpotensi melanjutkan kenaikan ke level 4.506 ringgit per ton, seiring dengan terbentuknya flat pattern pada grafik harga. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()