
Akhirnya, ada kabar baik untuk ekonomi Jerman. Negara ini mulai menunjukkan kemajuan kinerja. Tantangan selanjutnya adalah menjaga momentum positif ini agar tidak memudar. “Rencana Jerman berpotensi mendorong aktivitas ekonomi di seluruh Eropa secara signifikan dalam dua tahun ke depan. Namun, besar kecilnya dampak akan sangat dipengaruhi oleh kendala pasokan dan respons kebijakan dari negara lain,” tulis para analis Deutsche Bank.
Saat ini, Berlin telah berkomitmen melakukan pembiayaan baru senilai total 800 miliar euro untuk sektor pertahanan dan infrastruktur hingga akhir dekade ini. Menurut para analis, nilai paket ini hampir setara 20 persen dari PDB Jerman. Dengan latar belakang ini, banyak ekonom telah merevisi proyeksi pertumbuhan Jerman untuk periode 2025–2027 naik hampir 2 poin persentase.
Saat ini, Jerman memberikan kontribusi sebesar 27 persen terhadap ekonomi kawasan euro. Dengan komitmen tersebut, Jerman berpotensi meningkatkan pertumbuhan PDB zona euro sebesar 0,5 poin persentase dalam periode pelaporan. Para analis Deutsche Bank juga menyatakan bahwa efek lanjutan lewat perdagangan dan meningkatnya keyakinan terhadap strategi yang diambil Jerman bisa menambah 0,2 poin lagi, sehingga total kenaikan mungkin mencapai 0,75 poin persentase.
Deutsche Bank menyatakan bahwa anggota zona euro lain memang tidak memiliki ruang fiskal sebesar Jerman, tetapi mereka tetap dapat menikmati efek positif dari ekspansi fiskal yang dilakukan Jerman.
Negara tetangga yang terhubung langsung dengan rantai pasok industri manufaktur Jerman, seperti Austria, Slovakia, dan Slovenia, diprediksi akan memperoleh manfaat terbesar. Sementara itu, menurut para ahli, Prancis dan Italia juga akan memperoleh keuntungan berkat kenaikan impor mesin dan peralatan dari Jerman.
Deutsche Bank juga menyatakan bahwa efek kepercayaan (confidence effect) berpotensi mendorong pertumbuhan di seluruh kawasan euro karena sentimen bisnis di zona euro pada umumnya mengikuti pergerakan sentimen di Jerman. Namun, besarnya stimulus ini dapat menimbulkan tantangan tersendiri bagi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa saat ini. Para ahli strategi mata uang Deutsche Bank memperkirakan bahwa pada 2026, otoritas moneter mungkin saja memutuskan untuk menahan pelonggaran kebijakan dan beralih ke kebijakan yang lebih ketat.
Tải thất bại ()