Minyak Lanjut Menguat, Terkatrol Serangan Ukraina ke Fasilitas Energi Rusia

avatar
· Views 19
  • Harga minyak naik akibat serangan drone Ukraina ke fasilitas minyak Rusia yang memicu kekhawatiran gangguan pasokan global.
  • Pasar waspada terhadap risiko geopolitik, rencana sanksi baru AS ke Rusia, dan potensi peningkatan output OPEC +.
  • Faktor tambahan: data ekonomi AS melemah, tapi the Fed tetap diperkirakan memangkas suku bunga minggu ini.

Ipotnews - Harga minyak kembali menguat, Senin, didorong kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan ekspor minyak dan bahan bakar Rusia akibat serangan drone Ukraina terhadap kilang dan infrastruktur energi. Di saat bersamaan, pasar juga mencermati prospek pertumbuhan permintaan bahan bakar Amerika.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 39 sen atau 0,58% menjadi USD67,38 per barel pada pukul 13.46 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Senin (15/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 38 sen atau 0,61% ke posisi USD63,07 per barel.
Kedua kontrak acuan tersebut mencatat lonjakan lebih dari 1% pada pekan lalu, setelah Ukraina meningkatkan serangan terhadap infrastruktur minyak Rusia, termasuk terminal ekspor minyak utama Primorsk dan kilang Kirishinefteorgsintez.
"Serangan ini menunjukkan adanya kemauan yang lebih besar untuk mengganggu pasar minyak internasional, yang berpotensi mendorong harga naik," tulis analis JPMorgan, merujuk pada serangan terhadap fasilitas Primorsk.
Terminal Primorsk memiliki kapasitas pemuatan sekitar 1 juta barel per hari dan merupakan pelabuhan ekspor utama Rusia di wilayah barat.
Sementara itu, kilang Kirishi yang dioperasikan Surgutneftegaz memproses sekitar 355.000 barel per hari, atau 6,4% dari total kapasitas kilang minyak Rusia.
Analis IG Markets, Tony Sycamore, menilai jika serangan Ukraina mulai menargetkan infrastruktur ekspor minyak secara strategis, hal itu akan menjadi risiko tambahan terhadap proyeksi pasokan dan harga minyak, meskipun OPEC + berencana untuk meningkatkan output dalam waktu dekat.
Di sisi lain, produksi minyak di wilayah Bashkortostan, Rusia, dipastikan tetap berjalan normal meski mengalami serangan drone pada Sabtu (13/9), menurut Gubernur Regional Radiy Khabirov.
Tekanan terhadap Rusia juga meningkat setelah Presiden AS Donald Trump kembali menyuarakan kesiapan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow. Namun, dia menegaskan Eropa juga harus bersikap sepadan dengan langkah Amerika Serikat.
Pasar turut mencermati perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China yang dimulai di Madrid, Minggu (14/9), di tengah tekanan Washington agar sekutu-sekutunya memberlakukan tarif atas impor dari China, terkait pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut.
Dari sisi fundamental ekonomi, data ketenagakerjaan AS yang lemah dan inflasi yang meningkat menimbulkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi negara itu, yang merupakan konsumen minyak terbesar dunia. Meski demikian, the Fed diperkirakan tetap akan memangkas suku bunga dalam pertemuan 16-17 September. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest