Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Indeks-indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (16 September 2025) setelah mencatat rekor penutupan pada hari sebelumnya. Dow Jones turun 125 poin atau 0,27% menjadi 45.757,90, S&P 500 melemah 0,13%, dan Nasdaq melemah 0,07%. Saham Utilitas dan Properti memimpin pelemahan, sementara sektor Energi dan Konsumen Diskresioner menguat. Enam dari 11 subsektor S&P 500 berakhir negatif. Saham UnitedHealth Group turun 2,3% dan Nvidia melemah 1,6% akibat laporan melemahnya permintaan chip AI di Tiongkok. Meskipun mengalami koreksi, S&P 500 dan Nasdaq tetap berada di level tertinggi sepanjang masa, didukung oleh reli saham Teknologi. Philadelphia Semiconductor Index mencapai rekor baru, memperpanjang rentetan kenaikan 9 sesi, terpanjang sejak 2017. Saham Oracle naik 1,5% setelah Trump mengatakan AS dan Tiongkok mencapai kesepakatan yang mengizinkan TikTok untuk terus beroperasi di AS. Namun, Indeks Volatilitas CBOE naik ke level tertinggi dalam lebih dari seminggu di 16,04.
SENTIMEN PASAR: Investor sedang menunggu keputusan The Fed pada hari Rabu waktu setempat (= Kamis dini hari waktu Jakarta), yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25bps ke kisaran 4,00–4,25%. Ekspektasi penurunan suku bunga menguat seiring dengan melemahnya pasar tenaga kerja AS, meskipun data penjualan ritel bulan Agustus naik 0,6% MoM, mengalahkan perkiraan 0,2%. Data yang kuat ini dianggap tidak mungkin mengubah prospek penurunan suku bunga tetapi dapat membuat Jerome Powell tampak lebih hawkish. Selain Federal Reserve, bank sentral Kanada & Brasil juga diharapkan segera menyusul dengan keputusan suku bunga masing-masing.
DRAMA DI BANK SENTRAL AS: Stephen Miran secara resmi dilantik sebagai anggota Dewan Gubernur Fed setelah konfirmasi Senat yang tipis. Sementara itu, pengadilan banding menolak upaya Trump untuk memecat Gubernur Fed Lisa Cook, meskipun Gedung Putih mengatakan akan mengajukan banding.
PERANG DAGANG: AS dan TIONGKOK mencapai kesepakatan awal mengenai TIKTOK. Aset TikTok AS akan ditransfer dari BYTEDANCE ke konsorsium investor AS, dengan ByteDance mempertahankan 19,9%. Investor lain termasuk SIG, General Atlantic, KKR, Andreessen Horowitz, Oracle, dan Silver Lake. Dewan entitas baru akan didominasi oleh anggota AS, termasuk satu yang ditunjuk oleh pemerintah AS. Perjanjian ini dipandang sebagai terobosan dalam negosiasi panjang AS-Tiongkok, meskipun finalisasi masih menunggu panggilan antara Trump dan Xi Jinping pada hari Jumat. CNBC melaporkan bahwa kesepakatan tersebut diperkirakan akan selesai dalam 30–45 hari.
KOMISI EROPA sedang mempersiapkan paket sanksi ke-19 yang menargetkan kripto, perbankan, dan energi, sekaligus mempercepat penghapusan impor bahan bakar fosil RUSIA, lebih awal dari target sebelumnya, yaitu 1 Januari 2028. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyampaikan hal ini setelah pembicaraan dengan Presiden AS Donald Trump mengenai upaya bersama untuk meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia. Trump juga mendesak Uni Eropa untuk mengenakan tarif yang tinggi terhadap INDIA dan TIONGKOK sebagai pembeli terbesar minyak Rusia, sekaligus menghentikan impor energi Rusia. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menekankan bahwa Washington tidak akan menekan Tiongkok dengan tarif tambahan kecuali negara-negara Eropa terlebih dahulu mengenakan bea serupa terhadap Tiongkok dan India.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun turun 0,6 bps menjadi 4,028%, sementara imbal hasil 2-tahun turun 2,6 bps menjadi 3,51%. Lelang obligasi 20 tahun berjalan lancar dengan rasio bid-to-cover sebesar 2,74. Kekhawatiran atas independensi The Fed mulai membebani obligasi jangka panjang, sehingga mengurangi daya tarik Treasury.
-Dolar AS merosot tajam ke level terendah sejak awal Juli. Indeks Dolar (DXY) turun 0,714% menjadi 96,653. Dolar melemah 0,64% menjadi 146,45 terhadap Yen, dan melemah 1,04% menjadi 0,786 terhadap Franc Swiss. Euro menguat 0,87% menjadi US$1,1862, level tertinggi sejak September 2021, dan Poundsterling menguat menjadi US$1,365, level tertinggi dalam lebih dari 2 bulan. Euro kini telah menguat hampir 15% tahun ini, menuju kenaikan tahunan terbesarnya sejak 2003.
PASAR EROPA & ASIA: Di luar AS, saham Eropa melemah dengan STOXX 600 turun 1,14%, dipimpin oleh sektor Keuangan, Properti, dan Industri. FTSE 100 Inggris turun 0,9% dan FTSE 250 melemah 0,7% karena investor bersikap hati-hati menjelang keputusan The Fed. Poundsterling menguat ke level tertinggi sejak Juli, menekan perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor. Data pasar tenaga kerja Inggris menunjukkan pelemahan, memberikan ruang bagi BANK OF ENGLAND untuk memangkas suku bunga lebih lanjut akhir tahun ini, meskipun pekan ini diperkirakan akan mempertahankan suku bunga setelah pemangkasan pada bulan Agustus. Perbedaan kebijakan bank sentral tetap menjadi tema utama: sementara Fed cenderung melonggarkan kebijakan moneter, ECB dan BOJ bergerak ke arah pengetatan kebijakan, yang semakin membebani Dolar. Di Asia, pasar bergerak beragam karena investor mengamati prospek penurunan suku bunga Fed dan pergerakan mata uang regional, sementara data Neraca Perdagangan Jepang (Agustus) dan Inflasi Zona Euro & Inggris (Agustus) tetap menjadi fokus.
KOMODITAS: Harga spot EMAS naik 0,36% menjadi US$3.692,10/oz dan sempat menembus US$3.700 untuk pertama kalinya, didorong oleh pelemahan Dolar dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi di samping saham-saham berkualitas tinggi.
-Harga MINYAK MENTAH juga menguat. Minyak Brent naik 1,5% menjadi US$68,47/barel dan WTI AS naik 1,9% menjadi US$64,52/barel, didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan akibat serangan pesawat nirawak Ukraina di pelabuhan dan kilang Rusia. API melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 3,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 5 September, lebih besar dari perkiraan penurunan sebesar 1,6 juta barel. Laporan resmi pemerintah dijadwalkan rilis Rabu.
INDONESIA: BANK INDONESIA telah menyelenggarakan RAPAT DEWAN GUBERNUR pada bulan September dan diperkirakan akan mengumumkan keputusan hari ini untuk mempertahankan suku bunga BI7DRR di level 5% setelah tiga kali pemangkasan tahun ini dengan total 125 bps, guna menjaga stabilitas Rupiah sekaligus mendukung sikap pro-pertumbuhan menjelang potensi pemangkasan suku bunga The Fed. Menteri Keuangan Purbaya menekankan bahwa setiap kenaikan PDB sebesar 0,5% dapat menambah penerimaan pajak sebesar Rp100 triliun, didukung oleh penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di bank-bank Himbara untuk memacu pertumbuhan. Di sisi fiskal, penerimaan PPN dan Pajak Barang Mewah pada Januari–Juli 2025 mencapai Rp350,6 triliun atau 37,1% dari target APBN, turun 12,8% YoY akibat lemahnya konsumsi, meskipun pemerintah tetap optimistis akan perbaikan di Triwulan IV. RAPBN 2026 menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp2.357,7 triliun, naik 13,5% dari tahun 2025, dengan kontribusi terbesar berasal dari Pajak Penghasilan sebesar Rp1.209,3 triliun dan PPN & Pajak Barang Mewah sebesar Rp995,2 triliun. Di sisi sosial, pekerja informal menyuarakan tekanan biaya hidup melalui rencana demonstrasi besar-besaran ojol hari ini di depan Gedung DPR dan Istana Kepresidenan. Sebagai respons, pemerintah telah meluncurkan paket stimulus ekonomi Q4 2025 kemarin, termasuk diskon 50% iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk 731 ribu pekerja non-upah seperti ojol, pengemudi, kurir, dan pekerja logistik, dengan pendanaan Rp36 miliar yang ditanggung oleh BPJS selama 6 bulan. Program ini memberikan perlindungan JKK dan JKM, termasuk santunan kecelakaan hingga 56 kali upah, santunan kematian 48 kali upah, dan beasiswa sebesar Rp174 juta untuk dua anak ahli waris.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN: IHSG membentuk candle Hanging Man-like (potensi bearish reversal) di area Resistance, setelah berhasil menutup GAP 7.942 dan mengakhiri perdagangan Selasa di 7.957,70, naik 20,58 poin / +0,26%, meskipun masih dibayangi oleh Foreign Net Sell sebesar Rp374,55 miliar (seluruh pasar). Nilai tukar RUPIAH menjelang keputusan Dewan Gubernur BI relatif stabil di level 16.416/USD, tetapi masih dalam jalur penguatan jangka pendek USD/IDR.
“Kami memperkirakan pasar akan mulai melemah setelah keputusan suku bunga The Fed diumumkan (= jual saat berita), karena pasar telah hampir sepenuhnya memperhitungkan harga untuk waktu yang lama dan akibatnya Wall Street terus mencetak rekor tertinggi setiap hari. Karena IHSG juga berada di level Resistensi kritis meskipun penutupan tertinggi kemarin, Kami mengingatkan investor/trader untuk lebih banyak bersikap WAIT & SEE hari ini dan mengamati sentimen pasar minggu ini terkait keputusan kebijakan moneter global,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Rabu (17/9).
Tải thất bại ()