- Minyak sawit berjangka naik 0,47% ke 4.491 ringgit, meski sempat melonjak hingga 2,35% di sesi pagi, tertahan oleh lemahnya permintaan dari India dan penguatan ringgit.
- Penguatan ringgit sebesar 0,26% terhadap dolar membuat CPO lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga membatasi kenaikan harga.
- Ekspor sawit Malaysia naik 2,6% di paruh pertama September, sementara harga CPO global tertekan karena pelemahan harga minyak nabati saingan seperti soyoil di Dalian dan CBOT .
Ipotnews - Minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia menguat, Rabu, meski sempat memangkas sebagian lonjakan dari sesi pagi akibat minimnya permintaan dari negara tujuan utama serta apresiasi ringgit yang menekan daya beli.
Harga minyak sawit untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 21 ringgit atau 0,47% menjadi 4.491 ringgit (USD1.072,09) per metrik ton saat jeda tengah hari, demikian laporan Reuters, di Jakarta, Rabu (17/9).
Sebelumnya, harga CPO berjangka sempat melambung hingga 2,35% pada sesi pagi.
"Kontrak berjangka dibuka menguat hari ini, menyesuaikan dengan tren harga global minyak nabati. Namun, lemahnya permintaan dari India dan penguatan ringgit membatasi kenaikan harga," ujar Anilkumar Bagani, Kepala Riset Sunvin Group, broker minyak nabati yang berbasis di Mumbai.
Ringgit Malaysia, mata uang yang digunakan dalam perdagangan minyak sawit, menguat 0,26% terhadap dolar AS, membuat harga CPO mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Di bursa berjangka Dalian China, kontrak minyak kedelai (soyoil) yang paling aktif turun 0,17%, sementara kontrak minyak sawitnya melorot 0,21%. Adapun harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ( CBOT ) juga melemah 0,45%.
Harga CPO secara global mengikuti pergerakan minyak pesaingnya, karena berkompetisi memperebutkan pangsa pasar minyak nabati (vegetable oil) dunia.
Sementara itu, impor minyak sawit India melonjak sepanjang Agustus, mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun. Kenaikan ini terjadi karena harga CPO yang kompetitif dibandingkan minyak kedelai, mendorong produsen untuk meningkatkan pembelian menjelang musim perayaan, menurut laporan asosiasi perdagangan India awal pekan ini.
Dari sisi ekspor, Intertek Testing Services melaporkan ekspor produk CPO Malaysia pada periode 1-15 September melesat 2,6% menjadi 742.648 metrik ton, dibandingkan 724.191 metrik ton pada periode yang sama bulan sebelumnya.
Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao, menyebut harga minyak sawit berada dalam fase netral di kisaran 4.427 ringgit hingga 4.468 ringgit per metrik ton. Jika menembus batas tersebut, arah tren harga selanjutnya akan lebih jelas. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()