Dolar Loyo Sepanjang Tahun, Kepercayaan Pasar Beralih ke Euro dan Yen

avatar
· Views 16
  • Kepercayaan terhadap dolar AS menurun, dengan investor beralih ke euro, yen, emas, dan mata uang lainnya, mengancam status dolar sebagai mata uang cadangan global.
  • Fenomena unik tahun ini, ketidakpastian global tidak mendorong penguatan dolar seperti biasanya, menandai perubahan struktural dalam pasar valuta asing dan komposisi cadangan devisa.
  • Potensi pergeseran besar cadangan global, termasuk peningkatan kepemilikan emas dan mata uang non-dolar seperti yuan, bisa melemahkan kemampuan AS membiayai utang nasional yang melebihi USD37 triliun.

Ipotnews - Dolar AS mengalami tekanan signifikan sepanjang tahun ini, seiring merosotnya kepercayaan pelaku pasar terhadap mata uang tersebut. Investor kini lebih memilih aset alternatif seperti euro, yen, emas, dan bahkan mata uang lain, yang secara langsung melemahkan posisi dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia.
Menurut Jeremy Boulton, analis pasar  Reuters , fenomena ini menjadi perubahan penting bagi mata uang paling banyak digunakan di dunia itu, dan dikhawatirkan dapat mengubah struktur investasi dan cadangan devisa global, yang berujung pada penurunan nilai dolar secara tajam dan berkelanjutan.
"Yang mengejutkan, tahun ini menjadi kali pertama sejak krisis keuangan global 2008 di mana kondisi ketidakpastian global tidak mendorong penguatan dolar," kata Boulton, seperti dilansir  Reuters,  Rabu (17/9).
Padahal, selama lebih dari satu dekade terakhir, dolar AS mengalami apresiasi besar, seiring meningkatnya cadangan devisa global dari sekitar USD7 triliun pada akhir 2008 menjadi sekitar USD12 triliun hingga USD13 triliun saat ini.
Jika tren penurunan dolar terus berlanjut, bank sentral di dunia diperkirakan mulai menyesuaikan komposisi cadangan devisa mereka.
Langkah ini, tutur dia, mencakup pengurangan kepemilikan dolar AS, dan peningkatan alokasi ke mata uang seperti euro, yen, franc Swiss, poundsterling, dan bahkan yuan China.
Kenaikan harga emas yang sangat tajam juga dianggap sebagai indikasi bahwa pergeseran cadangan devisa sudah mulai terjadi. "Emas dipandang sebagai aset aman yang nilainya cenderung naik saat kepercayaan terhadap mata uang fiat (mata uang yang tidak didukung aset fisik seperti emas) menurun," ujar Boulton.
Dalam konteks geopolitik, China diprediksi bisa memanfaatkan momentum ini di tengah ketegangan perang dagang dengan Amerika Serikat.
Jika Beijing menjadikan yuan sepenuhnya konvertibel di tengah pelemahan dolar, hal ini bisa memicu lonjakan permintaan terhadap mata uang tersebut--khususnya dari negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap greenback dan memiliki hubungan erat dengan China.
Negara-negara seperti Brasil, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, dan India memiliki cadangan devisa gabungan sebesar USD2 triliun hingga USD2,2 triliun. Sementara itu, China sendiri memiliki cadangan lebih dari USD3 triliun.
"Jika negara-negara ini secara kolektif mengalihkan cadangan dari dolar AS, Amerika berpotensi kesulitan membiayai utang nasional yang saat ini diperkirakan melampaui USD37 triliun," papar Boulton. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest