- Dolar AS menguat jelang keputusan the Fed, didorong ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga 25 bps dan antisipasi pernyataan Jerome Powell tentang arah kebijakan selanjutnya.
- Euro dan sterling melemah tipis, sementara yen melesat ke level tertinggi satu bulan menjelang rapat kebijakan Bank of Japan, di tengah spekulasi politik internal Jepang terkait suksesi kepemimpinan LDP.
- Pasar memproyeksikan 68 bps pemangkasan hingga akhir 2025, dengan fokus utama tertuju pada sinyal kebijakan jangka panjang the Fed, yang berpotensi memicu penguatan dolar dan tekanan pada aset berisiko.
Ipotnews - Dolar AS menguat, Rabu, menjelang pernyataan penting dari Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, yang akan memberikan petunjuk arah kebijakan moneter ke depan.
Pasar global kini menaruh perhatian pada sinyal yang akan diberikan Powell, di tengah ekspektasi luas akan pemangkasan suku bunga dan tekanan politik terhadap independensi bank sentral, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Rabu (17/9).
Sebelumnya, dolar sempat tertekan dan jatuh ke posisi terendah dalam empat tahun terhadap euro pada perdagangan Selasa (16/9). Namun penguatan kembali terjadi setelah investor mulai mengantisipasi hasil rapat kebijakan moneter the Fed dan dampak dari konferensi pers Powell yang dijadwalkan setelah pengumuman suku bunga.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, tercatat naik 0,20 persen menjadi 96,84, mengakhiri tren penurunan yang sempat membawanya ke posisi 96,554--level terendah sejak awal Juli. Meski demikian, secara keseluruhan, indeks tersebut merosot hampir 11 persen sepanjang 2025.
Pasar hampir sepenuhnya memperhitungkan bahwa the Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin dalam pertemuan kali ini. Namun, fokus utama investor bukan hanya pada angka tersebut, melainkan pada pernyataan Powell mengenai arah kebijakan selanjutnya.
Proyeksi pasar mencatat total pemangkasan suku bunga the Fed bisa mencapai 68 basis poin hingga akhir tahun ini, dan 147 basis poin hingga akhir 2026.
Beberapa analis memperkirakan Powell akan mengambil pendekatan hati-hati. Dia diprediksi akan mengakui risiko perlambatan pertumbuhan tenaga kerja serta dampak tekanan inflasi yang belum sepenuhnya mereda. Namun, Powell kemungkinan tidak akan memberikan sinyal eksplisit soal serangkaian pemangkasan suku bunga lanjutan.
"Jay Powell akan menawarkan keseimbangan. Dia akan menyoroti kembali risiko terhadap pertumbuhan lapangan kerja, tetapi menahan diri dari memberi sinyal pemangkasan beruntun setelah September," ujar Thierry Wizman, analis Macquarie Group.
Menurutnya, sikap seperti ini justru bisa memperkuat nilai dolar dalam jangka pendek, menekan harga emas, dan berpotensi memicu koreksi di sektor saham teknologi yang tengah mengalami reli panjang.
Isu mengenai independensi the Fed kembali mencuat setelah adanya dinamika internal yang berbau politis. Seorang gubernur baru dari pemerintahan Trump bergabung dalam pertemuan kebijakan kali ini, sementara Gubernur Lisa Cook, yang diangkat oleh Presiden Joe Biden, masih menghadapi upaya pencopotan dari kubu Trump.
Senin, pengadilan banding federal memutuskan untuk memblokir pemecatan Cook, memungkinkan dirinya untuk tetap berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
Ketegangan politik ini terjadi di tengah dorongan Presiden Donald Trump agar the Fed lebih agresif dalam menurunkan suku bunga, sebuah langkah yang menuai kekhawatiran akan intervensi terhadap independensi bank sentral.
Ketidakpastian arah kebijakan the Fed turut mempengaruhi pergerakan mata uang global. Euro melemah 0,25 persen menjadi USD1,1838 setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi empat tahun di USD1,18785.
Poundsterling juga terkoreksi tipis ke posisi USD1,3630 meski data inflasi Inggris menunjukkan hasil sesuai ekspektasi.
Franc Swiss, yang sempat melejit ke level tertinggi dalam satu dekade, terkoreksi 0,22 persen menjadi 0,7875 per dolar.
Dolar Australia justru mencatatkan penguatan signifikan, menyentuh level tertinggi dalam 11 bulan terakhir di USD0,6674.
Yen Jadi Sorotan
Sementara itu, yen Jepang menguat ke posisi 146,22 per dolar, tertinggi dalam satu bulan, menjelang keputusan kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ), Jumat. BOJ diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga rendah.
Namun, penguatan yen juga dipengaruhi perkembangan politik dalam negeri menjelang pemilihan pemimpin baru Partai Demokrat Liberal (LDP) pada 4 Oktober.
Menurut analis ING, Chris Turner, munculnya kandidat moderat seperti Shinjiro Koizumi dalam bursa calon pemimpin LDP dapat mendorong penguatan yen, karena berbeda pandangan dari kandidat seperti Sanae Takaichi yang dikenal mendukung kebijakan fiskal dan moneter longgar.
Di tengah perhatian terhadap arah kebijakan, data ekonomi terbaru dari Amerika menunjukkan hasil beragam. Penjualan ritel untuk periode Agustus tumbuh lebih tinggi dari perkiraan, tetapi pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Kenaikan harga karena tarif impor juga menjadi ancaman tersendiri bagi daya beli masyarakat.
Sejumlah analis memperkirakan Powell tidak akan memberikan panduan (forward guidance) yang terlalu eksplisit kali ini, memilih untuk menunggu data-data ekonomi berikutnya sebelum mengambil langkah lanjutan. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()