Kedelai CBOT Terus Melemah, Imbas Lesunya Permintaan China

avatar
· Views 14
  • Harga kedelai turun akibat lemahnya permintaan China dan ketidakpastian kebijakan biofuel AS.
  • Petani AS tertekan, belum ada pembelian besar dari China; desakan bantuan ekonomi menguat.
  • Jagung dan gandum ikut melemah karena panen dan pasokan global melimpah.

Ipotnews - Kedelai berjangka Chicago kembali melemah untuk sesi kedua berturut-turut, Kamis, terdampak penurunan harga minyak kedelai (soyoil) serta lesunya permintaan dari China, importir terbesar komoditas tersebut.
Harga kedelai untuk kontrak pengiriman November di Chicago Board of Trade merosot 0,50% atau USD5,25 menjadi USD1.038,50 per bushel pada pukul 13.13 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Beijing, Kamis (18/9).
Penurunan tersebut dipicu usulan terbaru dari Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat yang diumumkan Selasa. Usulan tersebut dinilai tidak memberikan kejelasan mengenai bagaimana kewajiban bauran biofuel akan dialokasikan kembali di bawah program Small Refinery Exemption (SRE), yang memungkinkan kilang kecil untuk bebas dari kewajiban mencampurkan biofuel ke dalam bahan bakar mereka.
EPA juga menyertakan periode komentar publik selama 45 hari dalam proposalnya, yang menurut analis menunjukkan belum adanya kepastian kebijakan terkait produksi biofuel, khususnya minyak solar berbasis biomassa. Ketidakpastian ini turut menekan prospek permintaan terhadap minyak kedelai, salah satu bahan utama dalam biofuel.
Di sisi lain, petani Amerika mulai memasuki musim panen musim gugur dengan kekhawatiran yang meningkat akibat harga hasil panen yang rendah serta dampak dari perang dagang berkepanjangan dengan China. Hingga saat ini, China belum melakukan pembelian signifikan terhadap kedelai AS dari musim tanam terbaru.
Menanggapi situasi tersebut, sejumlah legislator Partai Republik dari negara bagian agraris mendesak pemerintahan Presiden Donald Trump untuk segera mengucurkan bantuan ekonomi bagi petani sebelum akhir tahun.
Kamis lalu,  Financial Times  melaporkan pemerintahan Trump tengah menyusun rencana penggunaan pendapatan dari tarif impor untuk mendanai program bantuan pertanian. Hal itu diungkapkan Menteri Pertanian Brooke Rollins.
Sementara itu, harga jagung berjangka CBOT turun 0,23% atau USD1,00 menjadi USD425,75 per bushel, dipengaruhi tekanan musiman akibat panen yang mulai berlangsung. Departemen Pertanian AS ( USDA ) melaporkan 7% lahan jagung telah dipanen per Minggu (14/9).
Harga gandum berkurang 0,09% atau 50 sen menjadi USD527,75 per bushel, terbebani melimpahnya pasokan global.
Menjelang laporan mingguan ekspor USDA yang dijadwalkan hari ini, analis memperkirakan penjualan ekspor jagung AS selama sepekan yang berakhir pada 11 September sekitar 500.000 hingga 1,9 juta metrik ton, kedelai 400.000 hingga 1,5 juta ton, dan gandum antara 300.000 hingga 650.000 ton. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest