- Rupiah melemah ke Rp16.527 per dolar AS (turun 0,55%) karena pasar menilai pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps lebih dipengaruhi intervensi politik Presiden Trump.
- Indeks dolar AS tetap menguat, sementara pasar juga meragukan efektivitas penempatan dana Rp200 triliun pemerintah di bank Himbara untuk mendorong kredit di tengah pelemahan ekonomi dan daya beli.
- The Fed dan BI sama-sama menurunkan suku bunga (The Fed: 25 bps, pertama kali dalam 9 bulan; BI rate: turun ke 4,75%) untuk merespons perlambatan ekonomi dan risiko pasar tenaga kerja.
Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat, karena pelaku pasar mengkhawatirkan penurunan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) tadi malam lebih karena intervensi politik Presiden Donald Trump.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (18/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.527 per dolar AS, melemah 90 poin, atau 0,55% dibandingkan penutupan Rabu sore (17/9) di level Rp16.437 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa kurs rupiah melemah karena penurunan suku bunga acuan the Fed tadi malam kurang diapresiasi positif oleh pelaku pasar.
"Indeks dolar AS tetap terus menguat karena pelaku pasar mengkhawatirkan pemangkasan suku bunga acuan oleh the Fed tadi malam lebih disebabkan oleh intervensi dari Presiden Trump," kata Ibrahim saat dihubungi Ipotnews, sore ini.
Akibatnya indek dolar AS terpantau tetap menguat hari ini dan berimbas menekan kurs rupiah. "Ditambah lagi pelaku pasar juga mempertanyakan penempatan dana Rp200 triliun milik Pemerintah Indonesia ke bank - bank Himbara," ujar Ibrahim.
Pelaku pasar mempertanyakan dalam situasi ekonomi yang melambat disertai pelemahan daya beli masyarakat, akan bisa membuat perbankan mampu menyalurkan pertumbuhan kredit dengan lebih tinggi.
"Pelaku pasar mempertanyakan itu, termasuk apakah pinjaman atau kredit tersebut bisa dikembalikan lagi kepada perbankan atau tidak," tambah Ibrahim.
Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin tadi malam. Langkah ini adalah untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan ini.
Kekhawatiran pelemahan di pasar tenaga kerja, yang mengancam perekonomian, lebih besar daripada kekhawatiran tentang inflasi yang masih berada di atas target bank sentral.
"Indikator terbaru menunjukkan pertumbuhan aktivitas ekonomi melambat pada paruh pertama tahun ini," kata The Fed dalam pernyataan kebijakan moneternya dikutip dari Investing.com, hari ini.
Di sisi lain, Bank Indonesia juga kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate pada September 2025. BI rate turun 25 bps menjadi 4,75%. Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur, Rabu (17/9).(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()