- Harga minyak mentah turun dua hari berturut-turut karena kekhawatiran prospek ekonomi AS dan kelebihan pasokan global, meski the Fed memangkas suku bunga.
- The Fed bersikap hati-hati, fokus pada risiko pengangguran dan inflasi tinggi, sehingga pelonggaran kebijakan dianggap manajemen risiko, bukan dorongan permintaan.
- Stok minyak mentah AS turun tajam, tapi stok produk olahan naik signifikan, menimbulkan kekhawatiran lemahnya permintaan bahan bakar.
Ipotnews - Harga minyak mentah melorot untuk hari kedua beruntun, Kamis, dipicu kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Amerika dan berlanjutnya kelebihan pasokan di pasar global, meski Federal Reserve memangkas suku bunga sesuai ekspektasi pasar.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 17 sen atau 0,25% menjadi USD67,78 per barel pada pukul 14.01 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Kamis (18/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 21 sen atau 0,33% menjadi USD63,84 per barel.
Rabu, the Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dan memberi sinyal akan melanjutkan pelonggaran kebijakan secara bertahap sepanjang sisa tahun ini. Langkah ini dilakukan menyusul tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja Amerika.
Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong permintaan minyak karena menurunkan biaya pinjaman. Namun, analis menilai dampak kebijakan ini sudah diperhitungkan oleh pasar.
"Yang menarik perhatian pasar bukan hanya pelonggaran itu sendiri, tetapi nada pesimistis dari Powell," kata Priyanka Sachdeva, analis Phillip Nova, merujuk pada Chairman Fed Jerome Powell.
"Dia menekankan lemahnya pasar kerja dan inflasi yang tetap tinggi, sehingga langkah pemangkasan lebih terlihat sebagai manajemen risiko, bukan stimulus permintaan," tambahnya.
Senada dengan itu, Claudio Galimberti, Kepala Ekonom Rystad Energy, mengatakan the Fed kini lebih fokus pada risiko pengangguran dibanding inflasi, mencerminkan pandangan yang lebih hati-hati terhadap ekonomi Amerika.
Di sisi fundamental, pasar juga dibayangi oleh kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan minyak dan permintaan bahan bakar yang lesu di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia.
Data dari Energy Information Administration (EIA) Amerika, yang dirilis Rabu, menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun tajam pekan lalu, karena net impor menyentuh level terendah sepanjang sejarah, sementara ekspor melonjak mendekati rekor dua tahun terakhir.
Namun demikian, stok distilat--termasuk minyak solar dan bahan bakar jet--melonjak 4 juta barel, jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan kenaikan 1 juta barel. Kenaikan ini memicu kekhawatiran atas lemahnya permintaan produk olahan dan turut menekan harga minyak. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()