BOJ Pertahankan Suku Bunga di Tengah Perpecahan Suara, Yen Berkibar

avatar
· Views 16
  • Yen Berkibar: Setelah Bank of Japan (BOJ) mempertahankan suku bunga 0,5% dengan dua suara menentang kenaikan, yen menguat tipis ke 147,90 per dolar; sinyal kenaikan suku bunga BOJ makin diperhitungkan.
  • Ketidakpastian Global: Pasar khawatir dampak tarif Trump terhadap dolar, termasuk langkah kontroversial untuk memberhentikan gubernur Fed, sementara peluang pemangkasan suku bunga AS di Oktober mencapai hampir 90%.
  • Mata Uang Lain Melemah: Euro turun 0,1%, sterling turun 0,3% akibat defisit Inggris, kiwi dan Assie juga melemah setelah data ekonomi suram.

Ipotnews - Yen menguat versus dolar AS, Jumat, menyusul keputusan Bank of Japan (BOJ) yang mempertahankan suku bunga di level 0,5%, meski dua anggota pengambil kebijakan memberikan suara menentang dan mendukung kenaikan suku bunga.
Keputusan ini sekaligus disertai rencana BOJ untuk menjual sebagian kepemilikan ETF dan real estate investment trusts ( REIT s).
Suara berbeda dari dua anggota BOJ tersebut mengejutkan pasar dan menggoyahkan sentimen investor, terutama setelah Federal Reserve memangkas suku bunga pekan ini, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Jumat (19/9).
David Chao, analis Invesco di Singapura, menilai, "Ini tak terduga dan menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga dapat terjadi lebih cepat dari perkiraan."
Dia menambahkan, pertemuan BOJ berikutnya pada 30 Oktober kini dianggap sebagai momen paling mungkin untuk langkah kenaikan suku bunga sepanjang 2025.
Pada sesi perdagangan yang fluktuatif pasca keputusan BOJ, yen sempat melonjak sebelum kemudian kembali terkoreksi. Hingga akhir sesi, yen ditutup menguat tipis 0,1% ke posisi 147,90 terhadap dolar AS.
Menurut analis Capital Economics, "Perbedaan pendapat anggota dewan biasanya terjadi saat kebijakan berubah, namun sangat jarang saat kebijakan dipertahankan. Dua dissent dalam satu keputusan sangatlah tidak biasa."
Keputusan tersebut muncul setelah data inflasi inti Jepang yang dirilis Jumat memperlihatkan kenaikan harga konsumen paling lambat dalam sembilan bulan terakhir.
Fokus pasar kini tertuju pada konferensi pers Gubernur BOJ Kazuo Ueda, yang akan memberikan sinyal terkait arah kebijakan moneter, di tengah dinamika politik nasional jelang pemilihan pimpinan Partai Liberal Demokrat (LDP) yang akan menentukan pengganti Perdana Menteri Shigeru Ishiba.
Di sisi politik, legislator veteran Sanae Takaichi--yang dikenal sebagai tokoh fiskal dovish dan berpeluang menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang--mengusulkan campuran kebijakan pemotongan pajak penghasilan dan pemberian tunjangan langsung kepada rumah tangga.
Di pasar valas yang lebih luas, pelaku pasar juga mencermati dampak jangka panjang kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump terhadap posisi dolar sebagai mata uang cadangan global utama.
Mahkamah Agung AS akan menggelar sidang pada 5 November untuk menguji legalitas tarif global Trump, yang menjadi ujian penting atas kekuasaan eksekutif presiden dalam agenda ekonomi dan perdagangannya.
Trump juga beberapa kali mengkritik the Fed karena tidak menurunkan suku bunga secara cepat dan agresif, memicu kekhawatiran terkait independensi bank sentral Amerika.
Bahkan, pemerintahannya meminta Mahkamah Agung mengizinkan pemecatan Gubernur Fed, Lisa Cook--langkah yang belum pernah terjadi sejak pendirian bank sentral pada 1913.
Pasar kini semakin agresif memperkirakan pelonggaran moneter lebih lanjut, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Oktober mencapai 89,8%, naik dari 87,4% sehari sebelumnya menurut FedWatch Tool CME Group.
Permintaan asing terhadap aset pendapatan tetap berdenominasi dolar tetap kuat. Data Departemen Keuangan Amerika menunjukkan kepemilikan obligasi pemerintah AS oleh investor luar negeri melejit ke rekor tertinggi pada Juli, didorong peningkatan dari Jepang dan Inggris.
Mata uang utama lainnya bergerak variatif. Euro melemah 0,1% menjadi USD1,1773 setelah aksi protes anti-austerity besar-besaran di Prancis.
Poundsterling turun 0,3% ke posisi USD1,3512 menyusul lonjakan utang Inggris yang melampaui perkiraan resmi.
Dolar Selandia Baru melorot 0,4% menjadi USD0,5861 setelah data PDB kuartal kedua yang mengecewakan. Yuan di pasar offshore stabil di 7,1111 per dolar, dan Aussie menyusut 0,3% ke posisi USD0,6594. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest