- Harga minyak menguat: Brent naik 0,52% ke USD67,03 per barel, WTI naik 0,54% ke USD63,02 per barel, ditopang ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.
- Risiko geopolitik meningkat: eskalasi Rusia di perbatasan Polandia, serangan drone Ukraina ke infrastruktur energi Rusia, serta ketegangan di Timur Tengah usai pengakuan Barat terhadap Palestina.
- Kenaikan tertahan oleh prospek pasokan melimpah: tambahan suplai dari AS, OPEC +, dan Rusia, ditambah ekspor Irak yang naik ke kisaran 3,4 juta hingga 3,45 juta barel per hari.
Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin, ditopang ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah. Namun, prospek peningkatan pasokan serta kekhawatiran dampak tarif perdagangan terhadap permintaan global membatasi penguatan harga.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 35 sen atau 0,52% menjadi USD67,03 per barel pada pukul 08.25 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Senin (22/9).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 34 sen atau 0,54% menjadi USD63,02 per barel.
"Laporan akhir pekan mengenai ancaman Rusia di perbatasan Polandia kembali mengingatkan pelaku pasar terhadap risiko berkelanjutan bagi keamanan energi Eropa dari kawasan timur laut," ujar Michael McCarthy, CEO Moomoo Australia dan New Zealand.
Sabtu pagi, militer Polandia mengerahkan pesawat tempur bersama sekutu NATO setelah Rusia melancarkan serangan udara ke Ukraina barat dekat perbatasan Polandia. Insiden itu menyusul pelanggaran tiga jet tempur Rusia terhadap wilayah udara Estonia, Jumat, serta laporan Angkatan Udara Jerman, Minggu, bahwa pesawat militer Rusia memasuki ruang udara netral di Laut Baltik. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bersidang pada Senin untuk membahas tudingan Estonia tersebut.
Sementara itu, Ukraina dalam beberapa pekan terakhir meningkatkan serangan drone ke infrastruktur energi Rusia, termasuk terminal dan kilang minyak. Presiden AS Donald Trump juga mendesak Uni Eropa menghentikan pembelian minyak dan gas dari Rusia.
Dari kawasan Timur Tengah, pengakuan empat negara Barat atas negara Palestina memicu kemarahan Israel dan menambah ketidakpastian di wilayah produsen minyak utama dunia itu.
Harga minyak Brent dan WTI sebelumnya ditutup merosot lebih dari 1% pada Jumat lalu, mencatat pelemahan mingguan seiring kekhawatiran kelebihan pasokan dan pelemahan permintaan global. Hal itu terjadi meski ada harapan bahwa pemangkasan suku bunga pertama the Fed tahun ini dapat mendorong konsumsi energi.
Menurut McCarthy, pasar masih memperhitungkan asumsi adanya tambahan pasokan dari Amerika, OPEC +, dan Rusia yang tengah menghadapi penurunan signifikan pendapatan minyak.
Dari Irak, pemasok minyak negara ( SOMO ), Minggu, melaporkan ekspor minyak meningkat seiring pelonggaran bertahap pemangkasan produksi sukarela dalam kerangka kesepakatan OPEC +. Rata-rata ekspor minyak Irak pada Agustus mencapai 3,38 juta barel per hari, dan diperkirakan naik ke 3,4 juta hingga 3,45 juta barel per hari pada September. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()