Visa H-1B AS Super Mahal, Menteri Trump: Latih Saja Orang Amerika

avatar
· Views 21
Visa H-1B AS Super Mahal, Menteri Trump: Latih Saja Orang Amerika
Kantor Meta. Foto: Getty Images
Jakarta

Pemerintahan Donald Trump akan meminta perusahaan membayar USD 100.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar untuk visa baru bagi pekerja terampil H-1B. Perubahan ini dapat memberi pukulan telak bagi sektor teknologi yang sangat bergantung pada pekerja terampil dari India dan China.

Sejak menjabat, Trump menggelar tindakan keras soal imigrasi. Perubahan aturan visa H-1B merupakan upaya paling menonjol dari pemerintahannya untuk merombak visa kerja sementara.

"Anda akan melatih salah satu lulusan baru dari salah satu universitas besar di negeri kita. Latihlah orang Amerika. Hentikan perekrutan orang untuk merebut pekerjaan kita," kata Menteri Perdagangan Howard Lutnick.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Biaya Visa AS Jadi Rp 1,6 M, Pegawai Teknologi Tunggang Langgang

Microsoft, JPMorgan, dan Amazon menanggapi pengumuman tersebut dengan menyarankan karyawan pemegang visa H-1B untuk tetap tinggal di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Kritikus program H-1B, termasuk banyak pekerja teknologi AS, berpendapat bahwa program ini memungkinkan perusahaan menekan upah dan menyingkirkan warga Amerika yang sejatinya dapat melakukan pekerjaan tersebut.

Adapun pendukung, termasuk CEO Tesla dan mantan sekutu Trump, Elon Musk, menyebut program ini mendatangkan karyawan ahli yang penting untuk mengisi kesenjangan bakat dan menjaga daya saing. Musk adalah warga negara AS yang dinaturalisasi dan lahir di Afrika Selatan, pernah memegang visa H-1B.

Namun menurut pemerintahan Trump, beberapa perusahaan mengeksploitasi program ini untuk menekan upah dan merugikan pekerja AS. Jumlah pekerja asing bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) di AS meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2019 jadi hampir 2,5 juta, meski lapangan kerja STEM hanya meningkat 44,5% selama periode tersebut.

Tetapi menurut Deedy Das, pengamat di Menlo Ventures, talenta terpintar dunia akan enggan ke AS karena biaya itu. "Jika AS berhenti menarik talenta terbaik, kemampuannya untuk berinovasi dan mengembangkan ekonomi akan berkurang drastis," cetusnya yang dikutip detikINET dari Reuters, Senin (22/9/2025).

Langkah ini juga dapat menambah biaya jutaan dolar bagi perusahaan, yang dapat sangat merugikan perusahaan teknologi kecil dan startup. Itu juga dapat memaksa perusahaan memindahkan beberapa pekerjaan bernilai tinggi ke luar negeri, yang menghambat posisi Amerika dalam persaingan AI dengan China.

"Dalam jangka pendek, Washington mungkin akan meraup keuntungan besar. Dalam jangka panjang, AS berisiko membebani keunggulan inovasinya, menukar dinamisme dengan proteksionisme yang picik," kata analis eMarketer, Jeremy Goldman.

Baca juga: Startup AI Elon Musk PHK Ratusan Pegawai


Video: Biaya Visa Melonjak Rp 1,6 Miliar, Penumpang India Panik Minta Turun

Video: Biaya Visa Melonjak Rp 1,6 Miliar, Penumpang India Panik Minta Turun


(fyk/fay)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest