Kekhawatiran Pasokan Lampaui Tensi Geopolitik, Minyak Melempem

avatar
· Views 16
  • Brent turun 0,2% ke USD66,57/barel dan WTI Oktober melemah 0,1% ke USD62,64, tertekan kekhawatiran kelebihan pasokan.
  • Irak menaikkan ekspor hingga 3,45 juta bph, Kuwait mencatat kapasitas produksi 3,2 juta bph, dan OPEC + diproyeksi terus menambah produksi.
  • Ketegangan di Timur Tengah dan Rusia tidak mengganggu pasokan langsung, sementara the Fed meredam spekulasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Ipotnews - Harga minyak melemah tipis, Senin, seiring kekhawatiran kelebihan pasokan global yang meredam dampak ketegangan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 11 sen atau 0,2% menjadi USD66,57 per barel, setelah sejak awal Agustus bergerak di kisaran USD65,50-69 per barel, demikian laporan  Reuters,  di Houston, Senin (22/9) atau Selasa (23/9) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober yang berakhir Senin, ditutup melemah 4 sen atau 0,1% jadi USD62,64 per barel. Kontrak bulan berikutnya, yang lebih aktif diperdagangkan, menyusut 12 sen atau 0,2% ke posisi USD62,28 per barel.
"Pelaku pasar kembali fokus pada potensi kelebihan pasokan global, kecuali Amerika dan Uni Eropa dapat menyepakati tarif yang lebih keras terhadap negara-negara pembeli minyak Rusia," kata Dennis Kissler, Senior Vice President Trading BOK Financial.
Data pasokan terbaru menunjukkan peningkatan produksi dari negara-negara produsen besar. Irak, produsen terbesar kedua OPEC , meningkatkan ekspor minyak sesuai perjanjian OPEC +, dengan volume September diperkirakan mencapai 3,4 juta hingga 3,45 juta barel per hari (bph).
Menteri Perminyakan Kuwait, Tariq Al-Roumi, juga menyatakan kapasitas produksi negaranya kini berada di level 3,2 juta bph, tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Di sisi lain, ketidakpastian kebijakan moneter Amerika turut memengaruhi sentimen. Saham Wall Street melemah seiring spekulasi langkah lanjutan Federal Reserve. Beberapa pejabat the Fed meragukan perlunya pemangkasan suku bunga tambahan, mengingat inflasi masih di atas target 2% dan pasar tenaga kerja tetap ketat. Biasanya, biaya pinjaman yang lebih rendah dapat mendukung permintaan minyak.
Ketegangan geopolitik pun meningkat setelah sejumlah negara Barat mengakui negara Palestina, serta laporan bahwa jet tempur Rusia melanggar wilayah udara Estonia. Namun, tidak ada gangguan langsung terhadap pasokan minyak global.
Pada pekan sebelumnya, Brent dan WTI sama-sama ditutup merosot lebih dari 1%, menandai penurunan mingguan tipis akibat sentimen kelebihan pasokan dan lemahnya prospek permintaan.
"Permintaan global diperkirakan melambat dari kuartal III ke kuartal IV dan kembali menurun pada kuartal I-2026, sementara produksi OPEC + terus meningkat," tulis analis SEB.
"Pertanyaan besarnya adalah apakah China akan menyerap surplus tersebut atau harga minyak bisa turun ke kisaran USD50-an per barel. Kami cenderung pada opsi terakhir."
Sementara itu, Irak dilaporkan memberikan persetujuan awal untuk rencana melanjutkan ekspor minyak lewat jalur pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan menuju Turki. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest