- Indeks DXY turun 0,39% ke 97,34; euro naik 0,44% ke USD1,1796; dolar melemah terhadap franc Swiss, yen Jepang, dan sterling.
- Investor mencermati pidato pejabat the Fed, termasuk Jerome Powell, di tengah pandangan berbeda soal prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
- Spekulasi kenaikan suku bunga Jepang, kebijakan Riksbank Swedia, serta komentar Presiden AS Donald Trump yang mendesak the Fed untuk lebih agresif menurunkan suku bunga ikut memengaruhi pergerakan pasar.
Ipotnews - Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama, Senin, berpotensi mengakhiri reli tiga hari beruntun terhadap euro dan franc Swiss. Investor mencerna berbagai komentar pejabat Federal Reserve terkait arah kebijakan moneter setelah keputusan pemangkasan suku bunga pekan lalu.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, melemah 0,39% menjadi 97,34, menuju penurunan pertama dalam empat hari, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (22/9) atau Selasa (23/9) pagi WIB.
"Hari ini lebih merupakan konsolidasi," kata Marc Chandler, analis Bannockburn Forex di New York. "Dolar menguat setelah pertemuan FOMC . Saya sempat berpikir akan ada sedikit penguatan dolar menjelang rilis data ketenagakerjaan berikutnya."
Dolar juga melorot 0,38% menjadi 0,792 terhadap franc Swiss dan 0,17% ke posisi 147,69 versus yen Jepang. Euro menguat 0,44% menjadi USD1,1796, sementara poundsterling naik 0,37% ke level USD1,3516. Dolar Australia juga bertambah 0,12% jadi USD0,6599, setelah sempat terkoreksi pada awal sesi.
Sejumlah pejabat the Fed memberikan pandangan beragam. Presiden Fed St Louis, Alberto Musalem, menyatakan dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga pekan lalu sebagai langkah pencegahan guna melindungi pasar tenaga kerja. Namun, dia menilai ruang pelonggaran lebih lanjut terbatas karena inflasi masih berada di atas target 2%.
Gubernur Fed, Stephen Miran, berpendapat kebijakan moneter saat ini terlalu ketat. Dia menilai perubahan kebijakan imigrasi, pajak, dan regulasi dapat menekan suku bunga alami AS, sehingga pemangkasan lebih agresif dibutuhkan. Miran sendiri sempat berbeda pandangan dengan mayoritas anggota the Fed pekan lalu, dengan mendorong pemangkasan 50 basis poin, bukan 25 basis poin.
Chairman Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidato di Rhode Island, Selasa, yang dinilai pasar akan menjadi penentu arah kebijakan berikutnya. "Minggu ini relatif sepi data ekonomi, sehingga arah pasar akan banyak ditentukan oleh komentar pejabat the Fed," kata Thierry Wizman, analis Macquarie.
"Kurangnya data signifikan hingga rilis inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, Jumat, membuat investor terbuka untuk mempertimbangkan kembali pemangkasan suku bunga the Fed dan rencana ke depan," kata Bob Savage, analis BNY.
Presiden AS Donald Trump juga kembali menekan the Fed untuk memangkas suku bunga lebih agresif, dengan alasan pasar kerja mulai menunjukkan pelemahan.
Di Asia, yen Jepang tetap tertekan meski Bank of Japan pekan lalu memberi sinyal hawkish dengan kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Analis menilai ketidakpastian politik menjelang pemilihan pimpinan Partai Demokrat Liberal Jepang pada 4 Oktober menjadi salah satu faktor kehati-hatian bank sentral.
Sementara itu, krona Swedia menguat 0,75% menjadi 9,356 per dolar menjelang keputusan suku bunga Riksbank, Selasa. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()