Kekhawatiran Oversupply Kian Dalam, Minyak Melorot Lima Sesi Beruntun

avatar
· Views 21
  • Brent dan WTI masing-masing turun ke USD66,17 dan USD61,92 per barel akibat kekhawatiran kelebihan pasokan menyusul kesepakatan ekspor minyak antara Irak dan Kurdistan.
  • Dimulainya kembali ekspor 230.000 bph dari Kurdistan, ditambah proyeksi pertumbuhan pasokan global oleh IEA, memperbesar potensi oversupply hingga 2026.
  • Prospek permintaan dibayangi perlambatan ekonomi global dan transisi energi; sementara risiko sanksi UE terhadap Rusia dan ketegangan di Timur Tengah tetap diawasi pasar.

Ipotnews - Harga minyak melemah lima sesi berturut-turut, Selasa, dipicu kekhawatiran kelebihan pasokan setelah tercapainya kesepakatan awal antara Irak dan pemerintah regional Kurdistan untuk mengaktifkan kembali jalur pipa ekspor minyak ke Turki.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 40 sen atau 0,60% menjadi USD66,17 per barel pada pukul 14.01 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Selasa (23/9).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melemah 36 sen atau 0,58% menjadi USD61,92 per barel. Dalam lima sesi terakhir, Brent terkoreksi 3%, sedangkan WTI merosot hingga 4%.
"Sentimen utama masih didominasi oleh kekhawatiran akan kelebihan pasokan (oversupply). Di sisi lain, prospek permintaan tetap tidak pasti menjelang akhir tahun," kata analis LSEG , Anh Pham, menambahkan bahwa dimulainya kembali ekspor minyak dari Kurdistan turut menekan harga.
Kesepakatan antara pemerintah federal Irak dan otoritas Kurdistan akan memungkinkan ekspor sekitar 230.000 barel per hari (bph) kembali mengalir melalui Turki. Ekspor dari wilayah Kurdistan ini sebelumnya terhenti sejak Maret 2023.
Dua pejabat perminyakan Irak mengatakan kepada  Reuters  bahwa kesepakatan itu juga melibatkan perusahaan minyak swasta yang beroperasi di kawasan tersebut.
Sementara itu, menurut badan pemasaran minyak negara Irak, SOMO , negara anggota OPEC terbesar kedua itu meningkatkan ekspor minyak sesuai kesepakatan OPEC +.
Dalam laporan bulanannya, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak global akan tumbuh lebih cepat tahun ini, dan kelebihan pasokan bisa makin melebar pada 2026. Hal ini disebabkan lonjakan produksi dari negara-negara OPEC + dan produsen non- OPEC .
Di sisi permintaan, pasar juga dibayangi perlambatan ekonomi global dan transisi energi, termasuk peningkatan signifikan kendaraan listrik (EV) yang mengurangi permintaan bahan bakar fosil.
Meski tekanan harga saat ini didominasi sisi pasokan, risiko geopolitik tetap menjadi faktor yang dipcermati pasar. Uni Eropa mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap ekspor minyak Rusia, sementara ketegangan di Timur Tengah tetap menjadi potensi pemicu volatilitas harga.
Di sisi lain, ekspor minyak mentah Arab Saudi sepanjang Juli tercatat berada di titik terendah dalam empat bulan terakhir, berdasarkan data dari Joint Organisations Data Initiative ( JODI ) yang dirilis Senin.
Menurut survei awal  Reuters , stok minyak mentah Amerika diperkirakan naik pekan lalu, sementara persediaan bensin dan distilat diprediksi mengalami penurunan. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest