- Emas spot naik 0,23% ke USD3.772,67 per ons, ditopang optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga the Fed meski Powell bersikap hati-hati.
- Pernyataan agresif dari AS dan peringatan NATO terhadap Rusia meningkatkan ketegangan global, mendorong investor beralih ke emas sebagai aset aman.
- Pasar menunggu data inflasi dan tenaga kerja; jika inflasi melonjak, harga emas bisa tertekan. Goldman Sachs prediksi pemangkasan suku bunga dimulai Oktober.
Ipotnews - Harga emas kembali menguat, Rabu, mendekati rekor tertingginya, seiring pasar tetap optimistis terhadap potensi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve, meski pernyataan Chairman Jerome Powell terkesan hati-hati. Di saat bersamaan, ketegangan geopolitik terus menopang permintaan terhadap aset safe haven tersebut.
Emas spot naik 0,23% menjadi USD3.772,67 per ons pada pukul 13.38 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Bengaluru, Rabu (24/9).
Harga pulih dari level terendah sebelumnya di USD3.750,49 yang dicapai selama sesi tersebut, di tengah aksi ambil untung setelah mencapai rekor tertinggi USD3.790,82 pada Selasa.
Sementara itu, harga emas berjangka emas Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember turun 0,34% menjadi USD3.802,90 per ons.
Menurut analis Capital.com, Kyle Rodda, harga emas saat ini sangat dipengaruhi oleh ekspektasi kebijakan moneter Amerika Serikat, serta meningkatnya risiko politik global.
"Pernyataan agresif dari Presiden AS Donald Trump terkait pertahanan NATO sedikit meningkatkan ketegangan geopolitik, dan faktor-faktor ini mendukung pasar emas," kata Rodda.
Ketegangan geopolitik kian meningkat setelah NATO memperingatkan Rusia bahwa pihaknya siap menggunakan seluruh instrumen--baik militer maupun non-militer--untuk mempertahankan diri. Peringatan ini muncul di tengah pernyataan Trump yang menegaskan Ukraina bisa merebut kembali seluruh wilayah yang diduduki Rusia.
Dari sisi kebijakan moneter, Chairman Fed Jerome Powell mengatakan pihaknya masih perlu menyeimbangkan antara risiko inflasi tinggi dan melemahnya pasar tenaga kerja dalam menentukan arah suku bunga ke depan. Beberapa pejabat The Fed saat ini menunjukkan perbedaan pandangan terkait arah kebijakan tersebut.
Pasar kini menanti rilis data klaim pengangguran mingguan Amerika, Kamis (25/9), dan indeks belanja konsumsi pribadi (PCE)--indikator inflasi favorit the Fed--yang dijadwalkan keluar pada Jumat (26/9).
"Jika data inflasi tersebut menunjukkan lonjakan yang melebihi preferensi pembuat kebijakan, misalnya akibat kenaikan tarif, harga emas bisa tertekan," ujar Rodda.
Dalam laporan Selasa, Goldman Sachs memperkirakan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember, dengan kemungkinan pemotongan lebih besar (50 basis poin) jika pasar tenaga kerja memburuk lebih dari estimasi. Dua pemangkasan tambahan juga diprediksi terjadi pada 2026, yang akan membawa suku bunga ke kisaran 3%-3,25%.
Logam kuning, yang dikenal sebagai aset lindung nilai saat ketidakpastian meningkat, cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi.
Logam lainnya, perak spot naik 0,3% menjadi USD44,16 per ons, platinum menguat 0,3% ke posisi USD1.482,78 per ons, dan paladium melonjak 1,3% jadi USD1.235,34 per ons. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()