NEW YORK , investor.id -Harga minyak dunia bergerak stabil pada perdagangan Kamis (25/9/2025), setelah sehari sebelumnya menembus level tertinggi tujuh pekan. Sentimen positif datang dari kebijakan Rusia yang membatasi ekspor bahan bakar hingga akhir tahun.
Dikutip dari Reuters, laju penguatan tertahan oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.
Harga minyak Brent ditutup naik tipis 11 sen (0,16%) ke posisi US$ 69,42 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 1 sen (0,02%) menjadi US$ 64,98 per barel.
Sehari sebelumnya, kedua acuan harga minyak tersebut melesat 2,5% ke level tertinggi sejak 1 Agustus, didorong penurunan tak terduga persediaan minyak mentah AS dan kekhawatiran terganggunya pasokan akibat serangan Ukraina ke infrastruktur energi Rusia.
Dukungan tambahan datang setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan perpanjangan larangan ekspor bensin serta penerapan larangan parsial ekspor solar hingga akhir 2025, menyusul maraknya serangan drone Ukraina ke kilang-kilang Rusia.
Namun, potensi kenaikan harga tertahan oleh data produk domestik bruto (PDB) AS yang direvisi naik menjadi 3,8% pada kuartal II, menurut Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS.
Spekulasi Pemangkasan The Fed
Data ekonomi yang lebih kuat ini menimbulkan spekulasi bahwa The Fed akan lebih berhati-hati dalam melanjutkan pemangkasan suku bunga.
Saat ini, pasar memperkirakan peluang 85% The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada Oktober, turun dari ekspektasi 90% sebelum rilis data tenaga kerja, menurut CME FedWatch Tool.
"Reaksi awal pasar terhadap data itu adalah aksi jual," ujar analis senior Price Futures Group Phil Flynn.
Tekanan harga juga muncul dari sisi pasokan. Pemerintah Regional Kurdistan (KRG) mengumumkan ekspor minyak akan kembali dilanjutkan dalam 48 jam ke depan, setelah tercapai kesepakatan antara Kementerian Minyak Irak, KRG, dan perusahaan produsen.
"Masuknya kembali pasokan dari Kurdistan memunculkan kembali kekhawatiran kelebihan suplai, yang mendorong harga terkoreksi dari level tertinggi tujuh pekan," jelas analis pasar senior Phillip Nova, Priyanka Sachdeva.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()