Industri Kretek Tertekan, Konsumen Beralih ke Rokok Elektrik

avatar
· Views 13
Industri Kretek Tertekan, Konsumen Beralih ke Rokok Elektrik
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta

Hasil survei PPKE FEB UB (2025) menunjukkan mayoritas perokok ilegal memilih rokok dengan harga di bawah Rp1.000 per batang, mencapai 55,3%. Konsumsi berat (≥19 batang per hari) juga lebih dominan di kelompok ini dengan porsi 21,3%. Sebaliknya, perokok ganda lebih banyak pada konsumsi ringan (1-6 batang per hari) sebesar 47%.

Dari sisi daya beli, perokok legal dan ganda umumnya bersedia membayar Rp2.500-Rp3.499 per batang. Sementara itu, perokok ilegal hanya mampu membeli di bawah Rp1.500. "Ketika harga melampaui batas tersebut, 80,3% perokok ilegal beralih ke rokok lebih murah, sedangkan sebagian perokok ganda beralih ke rokok elektrik," jelas Candra.

Kajian ini juga menyoroti kebijakan kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) hampir setiap tahun. Menurut Candra, kebijakan tersebut belum efektif menekan prevalensi merokok yang masih stagnan di kisaran 28%-29% pada periode 2024-2025. "Faktanya, kenaikan harga justru mendorong konsumen mencari alternatif lebih murah, baik rokok ilegal maupun elektrik," tegasnya.

PPKE FEB UB menilai ketidakseimbangan regulasi berpotensi menggerus stabilitas ekonomi sekaligus tujuan kesehatan publik. "Jika tidak diantisipasi dengan kebijakan lebih seimbang, risiko pergeseran konsumen ke produk ilegal dan elektrik akan semakin besar," pungkas Candra. (rrd/rrd)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest