JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Selasa (30/9/2025) siang. Meski demikian, rupiah hari ini berpeluang berbalik arah karena potensi 100% penutupan pemerintah ( goverment shutdown ) AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 10.39 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini melemah sebesar 14,5 poin (0,09%) ke level Rp 16.694,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,04% ke level 97,94.
Sedangkan pada perdagangan Senin (29/9/2025), mata uang rupiah sempat ditutup ditutup menanjak sebesar 58 poin (0,35%) ke level Rp 16.680.
Dikutip dari Antara, analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi penguatan kurs rupiah seiring kekhawatiran shutdown pemerintah AS yang hampir 100%. S hutdown pemerintah ialah situasi ketika kongres gagal menyepakati anggaran belanja yang diperlukan.
"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang tertekan oleh kekhawatiran shutdown pemerintah AS," ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (30/9/2025).
Presiden AS Donald Trump, seperti dilaporkan Sputnik, dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Kongres dari Partai Republik dan Demokrat pada Senin (29/9/2025), untuk membahas pendanaan pemerintah di tengah kemungkinan terjadinya penutupan pemerintah.
Pertemuan tersebut berlangsung menjelang tenggat waktu 30 September, yang akan menentukan apakah pemerintah federal tetap beroperasi atau menghadapi penutupan.
Adapun pejabat yang akan hadir dalam pertemuan itu ialah Ketua DPR AS Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat John Thune, serta Pemimpin Demokrat DPR AS Hakeem Jeffries dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer.
Trump sebelumnya meminta anggota Kongres dari Partai Republik untuk memberikan suara guna memperpanjang sementara pendanaan pemerintah guna menghindari penutupan, seraya menuduh Partai Demokrat berusaha memicu penutupan pemerintah.
Trump menyalahkan Demokrat atas penutupan tersebut karena kebuntuan negosiasi pendanaan sementara di Kongres.
Penutupan Pemerintah AS
Pada 1 Oktober, AS memulai tahun fiskal baru tanpa anggaran. Jika Capitol Hill gagal meloloskan setidaknya resolusi sementara untuk melanjutkan pendanaan pemerintah dalam jangka pendek, lembaga-lembaga federal berisiko ditutup tanpa batas waktu.
Dengan adanya penutupan pemerintah, kata Lukman, maka kegiatan non esensial pemerintah akan berhenti beroperasi, serta data-data ekonomi terancam takkan dirilis karena sebagian pekerja bakal dirumahkan.
"Hal ini akan sangat mengganggu kegiatan ekonomi di AS dan memperuncing perseteruan antara Republik dan Demokrat. Semua ini menekan dolar AS," ujar dia.
Selain itu, penguatan kurs rupiah bakal terbatas mengingat investor cenderung wait and see menantikan serangkaian data pekerjaan AS pekan ini, terutama Non-Farm Payrolls (NFP).
"Data NFP diperkirakan akan menunjukkan penambahan 50 ribu pekerjaan, walau lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Namun, angka ini masih jauh lebih kecil dari normal yang rata-rata di atas 100 ribu," ujar Lukman.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diprediksi berkisar Rp16.600-Rp16.700 per dolar AS.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()