
Meski aturan batas usia dalam syarat lamaran kerja telah dihapus pemerintah, realita di lapangan belum berubah. Usia masih menjadi tembok besar bagi mereka yang ingin kembali masuk dunia kerja.
Cahyo (52), warga Jakarta Timur, merasakan pahitnya situasi tersebut. Selama hampir 1,5 tahun terakhir, ia sudah mengajukan lebih dari 50 lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Namun nyaris semuanya berujung penolakan, lantaran mayoritas perusahaan tetap mencari kandidat di bawah usia 40 tahun.
"Sudah hampir 1,5 tahun terakhir saya cari kerja, tapi memang kan kembali usia produktif yang dicari itu yang di bawah usia 40. Kenyataannya seperti itu," keluhnya saat ditemui di acara Jakarta Job Fest, Selasa (30/9/2025).
Baca juga: Job fair Jakarta Membludak, Antrean Pelamar Mengular |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Cahyo, nasib serupa dialami Rizal Syaputra (53). Ia sebelumnya berdagang, namun karena usahanya sepi, kini ia pasrah melamar pekerjaan apa saja. "Saya tadinya dagang, tapi dagangan lagi sepi, jadi saya sekarang mau kerja saja. Tidak berharap banyak soal gaji, yang penting kerja," ujarnya.
Kisah keduanya menggambarkan kenyataan getir di balik ramainya job fair. Bagi para pencari kerja berusia di atas 50 tahun, jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak kerap berliku-diwarnai penolakan, stigma usia, hingga godaan lowongan kerja bodong yang meminta biaya administrasi jutaan rupiah.
Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()