- Harga minyak melemah karena kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan akibat rencana peningkatan output OPEC + dan dimulainya kembali ekspor minyak Kurdistan ke Turki.
- Kontrak minyak Brent dan WTI melemah sekitar 0,46%-0,5%, melanjutkan penurunan signifikan sejak perdagangan sebelumnya.
- Risiko lain yang menekan pasar termasuk potensi shutdown pemerintahan AS yang dapat mengganggu data ekonomi, serta ketidakpastian geopolitik dan permintaan energi global.
Ipotnews - Harga minyak melemah, Selasa, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan, dipicu kemungkinan lonjakan output OPEC +, serta dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan, Irak, ke Turki.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, untuk kontrak pengiriman November, yang akan berakhir hari ini, turun 31 sen atau 0,46 persen menjadi USD67,66 per barel pada pukul 13.59 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Selasa (30/9).
Kontrak Brent Desember yang lebih aktif juga melemah 33 sen atau 0,5 persen ke level USD66,76 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 30 sen atau 0,47%, menjadi USD63,15 per barel.
Penurunan ini melanjutkan tren negatif dari perdagangan Senin, di mana Brent dan WTI masing-masing merosot lebih dari 3 persen, mencatat kerugian harian terbesar sejak 1 Agustus lalu.
Menurut analis IG, Tony Sycamore, tekanan terhadap harga terjadi setelah Irak mengumumkan bahwa wilayah semi-otonom Kurdistan kembali menyalurkan minyak mentah ke Turki untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun terakhir, menyusul tercapainya kesepakatan sementara yang mengakhiri kebuntuan ekspor.
Di saat bersamaan, pasar juga bereaksi terhadap laporan yang menyebutkan bahwa OPEC +, yang terdiri dari negara-negara produsen utama termasuk Rusia, kemungkinan akan menyetujui peningkatan output minyak sedikitnya 137.000 barel per hari dalam pertemuan yang dijadwalkan akhir pekan ini.
Meski saat ini produksi OPEC + masih di bawah kuota yang disepakati, rencana penambahan tersebut dinilai memperbesar risiko kelebihan pasokan di pasar global.
Analis Marex, Ed Meir, menyatakan meski kelompok OPEC + belum mencapai batas kuota produksi, pasar tetap khawatir terhadap potensi masuknya pasokan tambahan.
Kekhawatiran ini juga diperkuat oleh sentimen negatif lainnya, termasuk risiko terjadinya penutupan pemerintahan (shutdown) di Amerika Serikat, yang dapat mengganggu berbagai layanan dan menunda publikasi data ekonomi penting, seperti laporan ketenagakerjaan bulanan yang dijadwalkan pada Jumat.
Di tengah ketidakpastian tersebut, pasar minyak global terus menghadapi tekanan dari berbagai arah, mulai dari risiko gangguan pasokan akibat konflik di Ukraina, hingga kekhawatiran akan lemahnya permintaan energi secara global.
Sementara itu, dari perkembangan geopolitik, Presiden AS Donald Trump disebut telah memperoleh dukungan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas proposal perdamaian Gaza yang disodorkan Washington, meski posisi Hamas terhadap rencana tersebut masih belum diketahui secara pasti. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()