Rupiah Menguat Tipis Terimbas Ancaman Shutdown Pemerintahan AS

avatar
· Views 22
  • Rupiah menguat tipis ke Rp16.664 per dolar AS pada Selasa (30/9), didorong pelemahan indeks dolar akibat ancaman government shutdown di Amerika Serikat.
  • Risiko eksternal meningkat: kebuntuan politik anggaran AS dan rencana tarif baru Presiden Donald Trump menambah ketidakpastian global.
  • Faktor domestik: ADB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI 2025 menjadi 4,9%, sementara BI terus aktif intervensi menjaga stabilitas rupiah.

Ipotnews - Kurs rupiah berhasil ditutup menguat tipis pada akhir September 2025, seiring melemahnya indeks dolar Amerika Serikat, di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi penutupan (shutdown) pemerintahan negeri Paman Sam.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (30/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.664 per dolar AS, posisi tersebut menguat 16 poin atau 0,09% dibandingkan Senin sore (29/9) kemarin di level Rp16.680 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menilai pergerakan rupiah tidak lepas dari faktor eksternal, terutama tekanan politik di AS yang memunculkan risiko government shutdown.
"Keyakinan bahwa Kongres AS tidak akan mampu mencegah penutupan pemerintahan membuat dolar AS cenderung melemah, sehingga memberi ruang penguatan bagi rupiah," kata Ibrahim, dalam siaran pers sore ini.
Kongres AS memiliki tenggat hingga tengah malam 30 September waktu setempat untuk mengesahkan RUU anggaran. Namun, pembahasan tersendat akibat perbedaan pandangan mengenai alokasi anggaran kesehatan dan program kesejahteraan sosial. Jika kebuntuan berlanjut, ratusan lembaga federal berpotensi lumpuh, sementara ribuan pekerjaan pemerintah terancam hilang.
Selain itu, Presiden AS Donald Trump kembali meningkatkan ketidakpastian global dengan rencana pengenaan tarif baru, antara lain bea masuk 10% untuk kayu impor serta 25% untuk furnitur dan perlengkapan rumah tangga. Kebijakan ini akan berlaku mulai 14 Oktober dan secara bertahap meningkat hingga 50% pada awal tahun depan.
Dari dalam negeri, sentimen rupiah juga dipengaruhi revisi proyeksi ekonomi terbaru Asian Development Bank (ADB). Dalam laporan September, ADB memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,9% dari proyeksi April 5%, serta menurunkan proyeksi inflasi tahun ini menjadi 1,7%. Angka tersebut lebih rendah dari asumsi pemerintah dalam APBN 2025 yang menargetkan pertumbuhan 5,2%.
Meski begitu, Bank Indonesia (BI) tetap siaga menjaga stabilitas rupiah dengan mengerahkan instrumen intervensi di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward ( DNDF ), pembelian SBN di pasar sekunder, hingga intervensi NDF di luar negeri.
"Selama ketidakpastian global masih tinggi, rupiah akan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah jika sentimen eksternal memburuk. Peran BI sangat penting untuk menjaga volatilitas," tambah Ibrahim.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest