Harga CPO Rontok 3 Hari Beruntun, Ada Apa?

avatar
· Views 10

JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) ditutup kembali melemah pada Selasa (30/9/2025), lanjut rontok tiga hari beruntun. Tekanan dipicu lemahnya harga minyak nabati saingan serta rencana OPEC + meningkatkan produksi minyak, meski kontrak CPO masih dalam jalur mencatatkan kenaikan kuartalan.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Selasa (30/9/2025), kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2025 turun 14 Ringgit Malaysia menjadi 4.305 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO November 2025 terpangkas 31 Ringgit Malaysia menjadi 4.324 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Desember 2025 turun 33 Ringgit Malaysia menjadi 4.352 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2026 terpangkas 34 Ringgit Malaysia menjadi 4.376 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Februari 2026 melemah 34 Ringgit Malaysia menjadi 4.382 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2026 juga turun 31 Ringgit Malaysia menjadi 4.369 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, meski melemah dalam tiga hari beruntun, sejauh kuartal ini, harga CPO masih naik 9,06%.
Menurut seorang trader berbasis Kuala Lumpur, pasar minyak sawit tertekan oleh pelemahan harga minyak nabati global. Sentimen bearish di seluruh kompleks minyak nabati kian kuat setelah harga minyak mentah dunia jatuh tajam semalam, menyusul kabar rencana OPEC + untuk menaikkan produksi.
"Tekanan jual juga terlihat di Dalian palm olein menjelang libur Hari Nasional dan Festival Pertengahan Musim Gugur di China pada 1-8 Oktober," ujarnya.
Harga minyak kedelai teraktif di Dalian turun 0,59%, sementara harga CPO melemah 0,54%.
Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai juga turun 0,2%. Minyak sawit global memang cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati lain, mengingat persaingan ketat dalam pangsa pasar minyak nabati dunia.
Minyak Mentah Anjlok
Harga CPO juga tertekan seiring dengan anjloknya harga minyak mentah setelah kabar peningkatan produksi OPEC + dan dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan, Irak, melalui Turki. Kondisi ini memperkuat proyeksi surplus pasokan global.
Harga minyak mentah yang lebih lemah membuat minyak sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Saat ini pelaku pasar tengah menanti data ekspor CPO Malaysia September dari surveyor kargo diperkirakan dirilis pada Selasa malam.
Sementara itu, Dewan Minyak Sawit Malaysia ( MPOB ) memperkirakan stok CPO akan menurun dalam beberapa bulan ke depan, berakhir di sekitar 1,7 juta ton metrik pada akhir tahun, seiring perlambatan musiman produksi dan meningkatnya permintaan ekspor menjelang musim perayaan.
Menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao, harga CPO berpotensi menguji level support di 4.366 ringgit per ton. "Jika menembus ke bawah, harga bisa bergerak ke kisaran 4.309-4.342 ringgit per ton," tutupnya.

Sumber : investor.id

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest