- Rupiah menguat tipis ke Rp16.595 per dolar AS pada Kamis pagi (2/10), namun analis memperkirakan tetap bergerak melemah terbatas di kisaran Rp16.550-Rp16.700 karena sentimen fiskal dan stimulus domestik yang belum pulih.
- Data ekonomi AS bercampur: manufaktur ISM masih kontraksi di 49,1, pesanan baru kembali melemah, sementara inflasi Indonesia September tercatat 2,65% yoy dengan kenaikan IHK.
- BI kemungkinan menahan suku bunga karena inflasi lebih tinggi, sementara neraca perdagangan surplus tapi dipengaruhi oleh anjloknya impor akibat lemahnya permintaan.
Ipotnews - Kekhawatiran terhadap defisit fiskal dan stimulus ekonomi Indonesia membuat kurs rupiah diperkirakan tetap melemah terbatas terhadap dolar Amerika Serikat hari ini.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (2/10) pukul 09.20 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan pada level Rp16.595 per dolar AS, posisi tersebut menguat 40 poin atau 0,24% dibandingkan Rabu sore (1/10) kemarin di level Rp16.635 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong data ekonomi AS kemarin cenderung bercampur. "Data manufaktur walau terkontraksi namun masih lebih tinggi dari perkiraan. Pejabat the Fed Lisa Cook juga diizinkan untuk tetap menjabat," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Lukman memperkirakan dolar AS sendiri sedikit lebih tinggi, namun tidak banyak.
Ditambah lagi data ekonomi Indonesia kemarin juga cenderung bercampur. Surplus neraca perdagangan lebih tinggi, namun lebih oleh import yang kembali anjlok oleh lemahnya permintaan.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi bisa menahan BI untuk kembali menurunkan suku bunga," ujar Lukman.
Diluar itu, sebenarnya sentimen domestik umum pada rupiah belum pulih, oleh kekhawatiran stimulus dan defisit fiskal, disertai peluang perluasan mandat BI.
"Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas Rp16.550 - Rp16.700 per dolar AS," ucap Lukman.
Aktivitas manufaktur AS kembali menyusut pada September untuk bulan ketujuh berturut-turut, mencerminkan pelemahan pesanan dan menambah bukti bahwa sektor ini masih kesulitan untuk bangkit.
Indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) naik tipis 0,4 poin menjadi 49,1, menurut data yang dirilis Rabu (1/10). Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, dan sepanjang tahun ini indikator tersebut terjebak dalam kisaran sempit.
Indeks pesanan baru ISM turun 2,5 poin ke level 48,9, kembali masuk wilayah kontraksi setelah bulan sebelumnya sempat tumbuh untuk pertama kalinya sejak Januari. Sementara itu, lapangan kerja di sektor manufaktur tetap tertekan meski penyusutannya lebih kecil dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik mencatat Indonesia mengalami inflasi 2,65 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada September 2025.
Sementara itu, inflasi bulanan (month to month/mtm) tercatat sebesar 0,21 persen, sedangkan inflasi tahun kalender atau year to date (ytd) berada di level 1,82 persen.
"Terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 108,51 pada Agustus 2025 menjadi 108,74 pada September 2025," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers virtual, Rabu kemarin.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()