JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) kembali naik pada Kamis (2/10/2025), reli 2 hari beruntun. Penguatan itu didukung permintaan ekspor solid, serta penguatan harga minyak kedelai.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Kamis (2/10/2025), kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2025 melonjak 52 Ringgit Malaysia menjadi 4.411 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO November 2025 terkerek 52 Ringgit Malaysia menjadi 4.417 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Desember 2025 melesat 58 Ringgit Malaysia menjadi 4.446 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2026 terdongkrak 57 Ringgit Malaysia menjadi 4.461 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Februari 2026 menguat 55 Ringgit Malaysia menjadi 4.458 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2026 juga naik 50 Ringgit Malaysia menjadi 4.434 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, trader dari Iceberg X Sdn Bhd, Kuala Lumpur, David Ng mengatakan, penguatan harga minyak kedelai serta kinerja ekspor yang kuat mendorong sentimen pasar.
"Kami memperkirakan harga CPO akan bertahan di atas support 4.400 Ringgit Malaysia dengan level resistance di 4.550 Ringgit Malaysia," ujarnya.
Data surveyor kargo menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada September naik antara 7,3% hingga 9,6% dibanding bulan sebelumnya.
Harga Minyak Kedelai
Di pasar global, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ( CBOT ) naik 0,28%, sementara Bursa Komoditas Dalian (China) libur pada 1-8 Oktober. Minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaing, karena sama-sama berebut pangsa pasar global.
Mata uang Ringgit Malaysia menguat tipis 0,05% terhadap dolar AS, sehingga harga CPO menjadi sedikit lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang asing.
Dari sisi suplai, Indonesia tercatat mengekspor 16,20 juta ton CPO dan produk turunannya sepanjang Januari-Agustus 2025, naik 13,56% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao memperkirakan harga CPO berpotensi bergerak dalam kisaran 4.429-4.457 ringgit per ton setelah menembus level resistance di 4.401 ringgit.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()