- Harga minyak melonjak lebih dari 1% pada awal perdagangan Senin setelah OPEC + hanya menaikkan produksi 137.000 barel per hari, lebih kecil dari perkiraan pasar.
- Minyak Brent menguat ke USD65,33 per barel, sedangkan WTI naik ke USD61,64, didorong keputusan OPEC + menahan pasokan di tengah kekhawatiran ekonomi global.
- Analis menilai langkah OPEC + masih wajar mengingat gangguan pasokan global akibat sanksi terhadap Rusia dan Iran serta serangan Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia.
Ipotnews - Harga minyak melonjak lebih dari 1% pada awal perdagangan Senin, setelah OPEC + mengumumkan kenaikan output yang lebih kecil dari perkiraan pasar. Keputusan tersebut meredakan sebagian kekhawatiran terkait potensi penambahan pasokan yang berlebihan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Desember, patokan internasional, menguat 80 sen atau 1,24% menjadi USD65,33 per barel pada pukul 07.00 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Senin (6/10).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 76 sen atau 1,23% menjadi USD61,64 per barel.
Analis independen Tina Teng mengatakan kenaikan harga ini terutama didorong oleh keputusan OPEC + untuk menambah produksi dalam jumlah yang lebih rendah dari perkiraan pada November. "Kelompok produsen berusaha menahan tekanan setelah penurunan harga minyak belakangan ini," ujarnya. Meski demikian, Teng memperingatkan bahwa prospek harga minyak masih akan tertekan oleh suramnya outlook ekonomi global.
Minggu (5/10), Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) bersama Rusia dan sejumlah produsen kecil lainnya, biasa disebut OPEC +, sepakat menaikkan output mulai November sebesar 137.000 barel per hari (bph). Angka ini sama dengan peningkatan moderat yang dilakukan pada Oktober, di tengah kekhawatiran terhadap potensi kelebihan pasokan di pasar global.
Menjelang pertemuan tersebut, beberapa sumber menyebut Rusia mendorong kenaikan produksi 137.000 bph untuk menghindari tekanan harga lebih lanjut. Namun, Arab Saudi disebut menginginkan peningkatan dua hingga empat kali lebih besar demi mempercepat pemulihan pangsa pasarnya.
Dalam catatan analis ANZ, keputusan OPEC + ini masih dianggap wajar mengingat gangguan pasokan global yang meningkat akibat pengetatan sanksi Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia dan Iran. "Sementara itu, Ukraina juga terus meningkatkan serangan terhadap fasilitas energi Rusia, termasuk kilang Kirishi--salah satu yang terbesar di negara itu dengan kapasitas pengolahan lebih dari 20 juta ton per tahun," tulis ANZ.
Pekan lalu, menteri keuangan negara-negara G7 menyatakan akan memperketat tekanan terhadap Moskow dengan menarget pihak-pihak yang masih membeli minyak Rusia atau membantu upaya menghindari sanksi. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memangkas pendapatan Rusia seiring perang di Ukraina yang terus berlanjut. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()