Rupiah Diprediksi Melemah Menyusul Sinyal Hawkish Dari Para Pejabat The Fed

• Rupiah melemah tipis ke Rp16.580 per dolar AS pada Senin (6/10), turun 17 poin (0,10%) dari penutupan Jumat.
• Sinyal hawkish pejabat The Fed (Phillip Jefferson & Lorie Logan) menahan ekspektasi penurunan suku bunga, sehingga dolar AS menguat.
• Proyeksi rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.500 - Rp16.650 per dolar AS.

Ipotnews - Sinyal hawkish dari sejumlah pejabat Federal Reserve diprediksi melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di awal pekan ini.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (6/10) pukul 09.22 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan pada level Rp16.580 per dolar AS, posisi tersebut melemah 17 poin atau 0,10% dibandingkan Jumat sore (3/10) kemarin di level Rp16.563 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan rupiah diprediksi melemah terhadap dolar Amerika Serikat yang menguat cukup besar. "Hal ini merespon pernyataan hawkish dari dua pejabat the Fed Logan dan Jefferson yg mengatakan bahwa the Fed perlu berhati - dalam menurunkan suku bunga," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Sebelumnya anggota Dewan Gubernur the Fed, Phillip Jefferson mengakui bahwa risiko yang terus berlanjut pada kedua sisi mandat kebijakan The Fed semakin meningkat. Pasar tenaga kerja menunjukkan kelemahan baru, dan tekanan inflasi terus meningkat. Ini membuat The Fed dalam posisi sulit dalam penetapan kebijakan suku bunga
Selain itu, Ketua The Fed Bank of Dallas, Lorie Logan menyampaikan nada cemas pada hari Jumat kemarin. Dia memperingatkan bahwa meskipun pasar tenaga kerja melemah dengan cepat, banyak langkah kebijakan potensial dapat secara tidak sengaja memicu putaran baru tekanan inflasi yang diperbarui.
Untuk shutdown Pemerintahan Amerika Serikat, saat ini pelaku pasar tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Seperti tahun-tahun sebelumnya, shutdown diharapkan tidak akan berlangsung lama.
"Kurs rupiah diprediksi di kisaran Rp16.500 - Rp16.650 per dolar," ujar Lukman.(Adhitya/AI)

Sumber : IPS