- Yen anjlok terhadap dolar (turun 1,8%) setelah kemenangan Sanae Takaichi dalam pemilihan LDP, memicu ketidakpastian arah kebijakan Jepang dan mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga BoJ.
- Euro melorot 0,7% terhadap dolar menyusul pengunduran diri PM baru Prancis, menambah tekanan politik di negara dengan beban utang tinggi.
- Penutupan pemerintah AS memperlambat rilis data ekonomi penting, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed pada Oktober (probabilitas 96,7% menurut FedWatch).
Ipotnews - Pasar valuta asing diguncang perkembangan politik global, Senin, dengan yen mencatat pelemahan terbesar terhadap dolar AS dalam lima bulan terakhir, sementara euro tertekan menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Prancis yang baru dilantik.
Yen anjlok setelah Sanae Takaichi, mantan menteri urusan dalam negeri dan keamanan ekonomi, menang dalam pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP), dan diperkirakan menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya, demikian laporan Reuters, di London, Senin (6/10).
Dikenal memiliki agenda fiskal ekspansif, kemenangan Takaichi membuat pelaku pasar mengurangi spekulasi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BoJ) dalam waktu dekat.
Akibatnya, dolar AS melesat 1,8% menjadi 150,1 yen, level tertinggi sejak Agustus. Jika tren tersebut bertahan, ini akan menjadi penguatan harian terbesar dolar terhadap yen sejak 12 Mei.
Di sisi lain, euro sempat melonjak hingga 176,22 yen, level tertinggi sepanjang sejarah terhadap yen dalam sesi perdagangan Asia, namun kemudian terkoreksi menjadi 175,3 yen, atau menguat sekitar 1,2%.
Deutsche Bank, yang sebelumnya merekomendasikan long position pada yen, kini menyarankan keluar dari posisi tersebut setelah hasil pemilihan LDP diumumkan.
"Kemenangan mengejutkan Sanae Takaichi kembali membuka ketidakpastian besar terhadap arah kebijakan Jepang dan waktu kenaikan suku bunga BoJ," tulis George Saravelos, Kepala Riset Valuta Asing Global Deutsche Bank, dalam catatan kepada klien.
Obligasi pemerintah Jepang tenor panjang juga mengalami tekanan jual. Imbal hasil surat utang bertenor 40 tahun melambung 15,2 basis poin menjadi 3,538%.
Sementara itu, pasar yen swaps kini mencerminkan kemungkinan 41% kenaikan suku bunga BoJ pada Desember, merosot signifikan dari 68% pada Jumat lalu.
Sementara itu di Eropa, euro terpukul oleh kabar Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu mengundurkan diri, menambah ketidakpastian politik di tengah beban utang Prancis yang tinggi.
Euro melemah 0,7% menjadi USD1,16635, dan juga turun 0,3% versus poundsterling, menyentuh level terendah dalam hampir satu bulan. Pound juga menyusut 0,2% terhadap dolar AS menjadi USD1,3445.
Dari Amerika Serikat, penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown) masih berlangsung dan menyebabkan tertundanya sejumlah rilis data ekonomi penting.
Kekosongan data ini diperkirakan memperkuat asumsi pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan Oktober.
Menurut FedWatch Tool CME Group, pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan 96,7% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober.
Analis valuta asing ING, Francesco Pesole, mengatakan ketiadaan data ekonomi AS dapat membuat pasar menjadi lebih sensitif terhadap pernyataan pembuat kebijakan. "Tanpa data ekonomi utama, pernyataan pejabat bank sentral bisa lebih berdampak dari biasanya," ujarnya. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()