Harga Batu Bara Tertekan pasokan Berlimpah

avatar
· Views 23

JAKARTA, investor.id- Harga batu bara melemah pada Senin (6/10/2025). Pelemahan ini karena tertekanpasokan berlimpahChina dan Indonesia, meski permintaan listrik meningkat.
Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2025 turun US$ 0,25 menjadi US$ 104,75 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle November 2025 terpangkas US$ 0,85 menjadi US$ 107,15. Sementara Desember jatuh US$ 0,90 menjadi US$ 108,95 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2025 terkoreksi US$ 0,75 menjadi US$ 91,3. Sedangkan, November 2025 anjlok US$ 0,90 menjadi US$ 92,95 dan Desember 2025 juga turun US$ 0,80 menjadi US$ 94.
Research and Development ICDX Girta Yoga mengatakan, kekhawatiran akan pasokan berlebih di China terutama setelah pemerintah melakukan aksi inspeksi baru-baru ini di sektor batu bara dan menghukum mereka yang terbukti bersalah atas kelebihan pasokan.
"Selain itu, Indonesia sebagai salah satu produsen utama batu bara juga diperkirakan akan memproduksi lebih dari 700 juta ton batu bara pada akhir tahun," ungkap Yoga, belum lama ini.
Sementara itu, ChemAnalyst melaporkan, penurunan harga batu bara terjadi meskipun permintaan listrik meningkat, karena kenaikan pasokan justru menambah tekanan pada persediaan.
Di AS, lemahnya permintaan dari sektor utilitas membuat rencana sewa tambang yang disubsidi pemerintah belum mampu mengimbangi pemulihan konsumsi yang masih lesu.
Sementara di China, sebagian besar pembeli hanya mengandalkan stok di luar kontrak jaminan, karena pembatasan produksi tambang yang relatif longgar membuat minat untuk menambah cadangan baru menurun, meski biaya pengiriman masih tinggi.
Pelemahan Permintaan
Harga ekspor batu bara Australia juga terus turun seiring berkurangnya impor dari negara-negara Asia, sejalan dengan meredanya permintaan musiman. Kondisi serupa terjadi di Afrika Selatan, di mana harga batu bara turun lebih lanjut karena stok besar di fasilitas utilitas mulai terkuras, sehingga permintaan ekspor ke Asia ikut melambat.
Secara keseluruhan, pasar batu bara masih menunjukkan tren bearish. Faktor-faktor seperti pasokan yang longgar, transisi energi yang berlanjut, dan pelemahan permintaan menjadi penekan utama harga.
Namun, sejumlah analis menilai, restocking menjelang musim dingin tetap diperlukan untuk menyeimbangkan permintaan musiman. Kendati demikian, harga batu bara diperkirakan akan tetap lebih rendah hingga akhir tahun, seiring fokus ekonomi global pada sumber energi yang lebih bersih dan berbiaya rendah.
Berdasarkan data Trading Economics, selama sebulan terakhir, harga batu bara turun 0,99% dan melemah 31,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara historis, harga batu bara pernah mencapai rekor tertinggi di level 457,80 pada September 2022.

Sumber : investor.id

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest