Produksi Diprediksi Menurun, Harga CPO Berjangka Terkatrol

avatar
· Views 24
  • Kontrak berjangka minyak sawit Malaysia naik 0,52% karena ekspektasi penurunan produksi dan penguatan harga minyak kedelai.
  • Sentimen pasar didukung stok sawit Malaysia yang diperkirakan turun dan potensi produksi yang melemah, serta kenaikan harga minyak mentah yang mendorong permintaan biodiesel.
  • Penguatan ringgit membuat sawit lebih mahal bagi pembeli asing, sementara pasar global juga dipengaruhi kebijakan OPEC + dan kenaikan harga biofuel di Argentina.

Ipotnews - Minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia menguat, Selasa, didorong ekspektasi penurunan produksi dalam waktu dekat serta penguatan harga minyak kedelai di pasar global.
Harga minyak sawit untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 23 ringgit, atau 0,52%, menjadi 4.460 ringgit (USD1.058,88) per metrik ton pada jeda tengah hari, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Selasa (7/10).
Kenaikan ini mengakhiri tren penurunan selama dua sesi sebelumnya, di mana harga tercatat melemah 0,20%.
David Ng, trader Iceberg X Sdn Bhd yang berbasis di Kuala Lumpur, menyatakan harga bergerak naik seiring perkiraan lemahnya produksi minyak sawit dalam beberapa minggu mendatang.
"Harga minyak kedelai yang lebih tinggi selama jam perdagangan Asia turut mendukung sentimen pasar. Kami melihat support di atas 4.400 ringgit, dengan level resistance di kisaran 4.580 ringgit," ujar Ng.
Sementara itu, survei  Reuters  menunjukkan stok minyak sawit Malaysia diperkirakan menyusut sepanjang September, yang menjadi penurunan pertama dalam tujuh bulan terakhir.
Penurunan produksi juga menjadi faktor utama yang diperkirakan mempengaruhi stok tersebut. Data resmi terkait pasokan dan permintaan minyak sawit Malaysia untuk September dijadwalkan akan dirilis Malaysian Palm Oil Board ( MPOB ) pada 10 Oktober.
Dari pasar internasional, harga minyak kedelai (soyoil) di Chicago Board of Trade tercatat naik 0,1%. Adapun Bursa Komoditas Dalian China ditutup sementara pada 1-8 Oktober karena libur nasional.
Harga CPO kerap mengikuti pergerakan minyak pesaingnya karena keduanya berkompetisi dalam pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Penguatan harga minyak mentah dunia juga berkontribusi pada naiknya harga CPO, karena memperkuat daya tariknya sebagai bahan baku biodiesel.
Penguatan harga minyak dunia terjadi setelah keputusan OPEC + untuk meningkatkan produksi secara moderat pada November, yang sedikit meredakan kekhawatiran akan potensi surplus pasokan global.
Di sisi lain, pemerintah Argentina mengumumkan kenaikan harga biofuel untuk pasar domestik, sebagaimana tercantum dalam dua resolusi yang diterbitkan dalam lembaran resmi negara tersebut.
Dari sisi nilai tukar, ringgit--mata uang utama dalam perdagangan minyak sawit--menguat 0,02% terhadap dolar AS. Penguatan ini membuat harga minyak sawit menjadi sedikit lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest