Menaker Beberkan Alasan Banyak PHK: Daya Saing Lemah, Produktivitas Rendah

avatar
· Views 24
Menaker Beberkan Alasan Banyak PHK: Daya Saing Lemah, Produktivitas Rendah
Menaker Yassierli/Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkap salah satu yang penyebab banyaknya pemutusan hubungan keja (PHK). Salah satu faktor utama menurut Yassierli adalah karena daya saing pekerja Indonesia yang rendah.

"Kalau saya sering sampaikan adalah salah satu penyebab PHK adalah karena emang daya saing kita yang kurang, resilience (kemampuan bertahan). Daya saing kurang itu salah satu faktornya. Faktornya banyak," kata dia dalam Peluncuran Dokumen Master Plan Produktivitas Nasional di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

Untuk itu produktivitas tenaga kerja Indonesia perlu ditingkatkan. Saat ini saja produktivitas tenaga kerja di Indonesia secara rata-rata berada di bawah negara-negara ASEAN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam paparannya diungkapkan bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia setara dengan Malaysia dan Thailand. Namun masih berada di bawah China, Vietnam, dan India.

"Kalau kita lihat, ketika kita berbicara produktivitas tenaga kerja memang kita rendah," ungkapnya.

ADVERTISEMENT
Baca juga: Situs Magang Pemerintah Kacau di Hari Pertama, Menaker: Jangan Buru-buru

Ia mengatakan peningkatan produktivitas penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pertama, mendorong daya saing industri.

"Produktivitas meningkatkan kualitas produk, efisiensi biaya, dan daya saing ekspor yang memperkuat dunia industri nasional sehingga menjamin penciptaan lapangan kerja yang lebih sustain, lebih luas, dan lebih berkualitas," tulis dia dalam paparannya.

Kedua, perlu dilakukan transformasi bonus demografi. Ia menyebutkan, lebih dari 70% penduduk Indonesia merupakan penduduk usia produktif. Bonus demografi tersebut memberi kuantitas, sedangkan produktivitas memberi kualitas.

Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di kisaran 5% per tahun. Namun, pertumbuhan produktivitas di periode yang sama hanya 2,6%, salah satu yang terendah di Asia Tenggara.

"Perlu pertumbuhan produktivitas yang signifikan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%" tutupnya.

(ada/fdl)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest