Euro dan Yen Keok Tiga Hari Beruntun, Dolar Perkasa di Tengah Ketidakpastian Global

avatar
· Views 17
  • Euro dan yen melorot untuk hari ketiga beruntun terhadap dolar AS akibat ketidakpastian politik di Prancis dan ekspektasi stimulus fiskal di Jepang.
  • Indeks DXY melejit ke level tertinggi sejak Agustus, didorong permintaan aset aman di tengah potensi shutdown dan ketegangan geopolitik.
  • Kiwi anjlok 1% setelah RBNZ memangkas suku bunga 50 bps, sementara pasar tetap memproyeksikan pemangkasan suku bunga the Fed akhir bulan ini.

Ipotnews - Euro dan yen mencatat penurunan versus dolar AS untuk hari ketiga berturut-turut, Rabu, tertekan gejolak politik di Prancis dan ekspektasi meningkatnya pengeluaran fiskal di Jepang.
Kebijakan ekonomi ekspansif yang direncanakan di Jepang, serta perjuangan Prancis dalam mengendalikan defisit anggaran, dinilai akan meningkatkan premi risiko yang diminta investor untuk memegang surat utang pemerintah. Kondisi ini memberikan tekanan tambahan terhadap kedua mata uang tersebut, demikian laporan  Reuters,  di London, Rabu (8/10).
Sementara itu, dolar AS mendapat dukungan tambahan dari permintaan aset aman, seiring meningkatnya ketidakpastian politik di Amerika Serikat.
Situs prediksi Polymarket mencatat kemungkinan berakhirnya penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika dalam sepekan ke depan hanya 26%.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,30% menjadi 98,91 -- level tertinggi sejak 5 Agustus.
Penguatan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan pemecatan besar-besaran terhadap pegawai federal di tengah kebuntuan anggaran yang masih berlangsung.
Investor juga mempertanyakan apakah Federal Reserve siap memangkas suku bunga secara agresif. Saat ini, pasar memperkirakan total pemangkasan sekitar 110 basis poin hingga akhir 2026, dengan probabilitas 92% untuk pemotongan 25 basis poin pada pertemuan akhir Oktober.
Namun, sinyal berbeda datang dari Presiden Federal Reserve Kansas City, Jeff Schmid, Senin, yang menyatakan keraguannya untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.
"Dengan indeks saham mendekati rekor tertinggi, harga emas yang terus melesat, dan spread obligasi korporasi yang sangat ketat, argumen bahwa kebijakan moneter saat ini terlalu ketat masih tampak lemah," kata Thierry Wizman, analis Macquarie Group.
Euro sempat menyentuh level terendah dalam satu setengah bulan di USD1,1607, dan terakhir tercatat menyusut 0,38% menjadi USD1,1613.
Jane Foley, analis Rabobank, menyatakan meski dolar AS dapat menghadapi tantangan tahun depan jika independensi the Fed dipertanyakan, untuk saat ini masih ada ruang bagi penguatan lewat aksi short covering, mengingat sudah banyak ekspektasi pemangkasan suku bunga yang tercermin dalam prediksi pasar dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Gejolak di Prancis dan Jepang
Kondisi politik dalam negeri Prancis turut memberikan tekanan terhadap euro. Analis memperingatkan bahwa pemilu di Prancis dapat berdampak negatif terhadap pasar obligasi dan mata uang, terutama jika partai populis memperoleh dukungan kuat, yang dapat mengaburkan prospek reformasi struktural dan konsolidasi fiskal.
Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu dijadwalkan menyampaikan pidato hari ini, yang dinanti pasar untuk petunjuk lebih lanjut.
Di Jepang, yen terus melemah dengan dolar AS menyentuh 152,46 yen -- level tertinggi sejak pertengahan Februari -- dan terakhir naik 0,35% jadi 152,40.
Depresiasi yen dipicu kemenangan mengejutkan Sanae Takaichi dalam pemilihan ketua partai berkuasa Jepang akhir pekan lalu. Takaichi, yang dikenal sebagai penerus kebijakan ekonomi mendiang Shinzo Abe, menimbulkan spekulasi bahwa pemerintahannya akan mengadopsi stimulus fiskal besar-besaran yang dapat mendorong pasar saham namun menekan nilai tukar yen.
Di kawasan Pasifik, dolar Selandia Baru (kiwi) merosot hingga 1% ke level terendah USD0,5739 setelah bank sentral negara itu ( RBNZ ) memangkas suku bunga 50 basis poin -- lebih besar dari perkiraan pasar -- dan mengisyaratkan potensi pelonggaran lebih lanjut. Joseph Capurso, Kepala Riset Valas Commonwealth Bank of Australia, menyebutkan ada kemungkinan besar kiwi turun di bawah 57 sen.
Sementara itu, yuan di pasar offshore melemah 0,1% dibandingkan sesi sebelumnya dan diperdagangkan di level 7,1506 per dolar AS. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest