- Harga minyak naik sekitar 1% ke level tertinggi sepekan, didorong stagnasi pembicaraan damai Ukraina dan peningkatan konsumsi minyak AS.
- Brent ditutup USD66,25 dan WTI USD62,55 per barel; permintaan AS naik ke 21,99 juta bph, tertinggi sejak Desember 2022.
- Sentimen positif juga datang dari ekspektasi penurunan suku bunga the Fed dan keputusan OPEC + menaikkan produksi November secara terbatas sebesar 137.000 bph.
Ipotnews - Harga minyak mentah melonjak sekitar 1%, Rabu, mencapai level tertinggi dalam sepekan. Penguatan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap minimnya kemajuan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina yang berpotensi memperpanjang sanksi terhadap Moskow, serta laporan yang menunjukkan peningkatan konsumsi minyak di Amerika.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 80 sen atau 1,2% menjadi USD66,25 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (8/10) atau Kamis (9/10) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 82 sen atau 1,3% menjadi USD62,55 per barel. Keduanya mencatat penutupan tertinggi sejak akhir September.
Seorang diplomat senior Rusia menyatakan bahwa dorongan untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina "hampir habis".
Analis menilai, kesepakatan damai kemungkinan besar akan membuka kembali aliran minyak Rusia ke pasar global. Rusia masih menjadi produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat pada 2024.
Meski masih berada di bawah sanksi, Rusia terus meningkatkan produksinya dan pada bulan lalu hampir mencapai kuota output yang ditetapkan OPEC +, menurut laporan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak melalui kantor berita Interfax.
Kelompok OPEC + yang beranggotakan Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya, termasuk Rusia, baru-baru ini juga menghadapi tekanan akibat serangan drone Ukraina yang menargetkan kilang minyak Rusia.
Selain faktor geopolitik, harga minyak juga didorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kembali menurunkan suku bunga acuan untuk mendukung ekonomi.
Investor masih kekurangan data ekonomi resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) Amerika.
Risalah rapat kebijakan the Fed pada 16-17 September menunjukkan para pejabat sepakat risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, meski inflasi tetap menjadi kekhawatiran utama.
Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin akan diumumkan pada pertemuan 28-29 Oktober mendatang.
Dari sisi fundamental, pasar minyak tetap menguat setelah laporan mingguan dari Badan Informasi Energi (EIA) AS memperlihatkan kenaikan konsumsi minyak domestik ke level tertinggi sejak Desember 2022, yakni 21,99 juta barel per hari (bph). Meski persediaan minyak mentah meningkat 3,7 juta barel--lebih tinggi dari perkiraan--data konsumsi yang solid dianggap sebagai penopang harga.
"Angka permintaan yang kuat akan membuat pasar tetap solid," ujar Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Secara mingguan, harga minyak melonjak sekitar 3%, setelah OPEC +, Minggu lalu, mengumumkan penambahan target produksi yang lebih kecil dari perkiraan untuk November, yakni hanya 137.000 bph, di tengah kekhawatiran akan potensi kelebihan pasokan di pasar global. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()